Jayapura– Gempa bumi tektonik yang terjadi di Jayapura sejak Januari hingga Februari 2023, berimbas pada tingkat hunian hotel (okupansi).
General Manager Hotel Horison Jayapura, Widiasmoro mengatakan, okupansi selama Januari dan Februari tahun ini menurun dibandingkan periode yang sama tahun 2022.
‘’Dampaknya luar biasa, turun sampai 8 persen. Perkiraan kami okupansi hanya berada di angka 65 persen sampai akhir tahun, terlebih setiap tiga bulan pertama di awal tahun terjadi low season,’’ kata Widiasmoro, Kamis (2/3/2023).
Widiasmoro mengungkapkan, pertemuan, insentif, konvensi, dan pameran atau MICE tidak ada selama gempa terjadi lantaran kebanyakan pengguna dari instansi pemerintah dan swasta.
Namun, untuk mendorong meningkatnya kembali okupansi, beberapa program diluncurkan. Selama Maret ini, manajemen menyuguhkan beragam menu makanan dan minuman dengan harga terjangkau.
Kemudian, sepanjang Ramadan, menu khas bulan puasa tersaji yang dikemas dalam program Kampoeng Ramadhan. Ada ratusan menu akan disajikan selama Ramadan dan berbeda setiap harinya.
Sebelumnya, Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Papua, Abdul Rajab memperkirakan okupansi atau tingkat hunian hotel hanya 60 persen pada triwulan I tahun 2023.
Perkiraan tersebut lebih rendah dibandingkan pencapaian pada triwulan I tahun 2022 yang berada di angka 70 persen.
’Seperti tahun – tahun sebelumnya, triwulan pertama terjadi low season tapi tidak terlalu rendah. Tetapi tahun ini di triwulan pertama, kami memperkirakan tidak lebih dari 60 persen,’’ kata Rajab belum lama ini.
Ia mengatakan bahwa rendahnya perkiraan okupansi menyusul adanya bencana alam gempa bumi yang terjadi diawal tahun ini di Jayapura.
‘’Dampak gempa bagi bisnis perhotelan, sangat terasa. Imbasnya tamu yang menginap di hotel, baik yang berlantai maupun tidak berlantai memilih checkout lebih awal,’’ jelasnya. (Sari)
