Pasific Pos.com
Ekonomi & Bisnis

OJK Tingkatkan Literasi Keuangan Berbasis Digital Lewat Penyediaan LMS

Foto bersama Kepala OJK Papua dan Papua Barat dan peserta Ngopikuy serta para narasumber. (Foto : Istimewa)

Jayapura – Peningkatan literasi keuangan perlu diimbangi dengan literasi keuangan digital yang memadai karena satu per satu lembaga jasa keuangan mulai menjual produk dan layanan jasa keuangan secara digital.

Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Papua dan Papua Barat, Muhammad Ikhsan Hutahaean mengatakan, sebagai upaya untuk meningkatkan literasi keuangan, OJK memiliki berbagai strategi.

‘’Yaitu bauran strategi online dan offline seperti pengembangan infrastruktur literasi keuangan serta aliansi strategis antara OJK dengan Kementerian/Lembaga terkait, Perguruan Tinggi, Pelaku Usaha Jasa Keuangan serta berbagai komunitas,’’ jelas Ikhsan dalam acara Ngopikuy di aula FEB Uncen Papua, Rabu (24/5/2023).

Dia menambahkan bahwa upaya peningkatan literasi keuangan berbasis digital pun terus ditingkatkan, salah satunya dengan menerapkan Massive Open Online Course (MOOC) melalui penyediaan Learning Management System (LMS) Edukasi Keuangan.

‘’LMS merupakan sistem pembelajaran dan pelatihan terintegrasi yang menjadi pusat penghubung untuk pembelajaran, pelatihan, dan manajemen pengetahuan dalam mempelajari materi literasi keuangan,’’ kata Ikhsan.

Ikhsan menambahkan, pengembangan LMS tersebut bertujuan untuk memudahkan kegiatan belajar dan pelatihan materi literasi keuangan, memperluas akses peserta terhadap sarana dan prasarana edukasi dalam rangka meningkatkan literasi keuangan, mempercepat proses pembelajaran terkait materi literasi keuangan serta memetakan tingkat pemahaman materi terkait literasi keuangan.

‘’LMS Edukasi Keuangan berisi kurikulum edukasi yang terbagi menjadi tiga tingkatan, yaitu basic, intermediate dan advance dimana saat ini terdapat 11 modul tingkat basic yang terdiri dari Pengenalan OJK dan Waspada Investasi Ilegal, Perencanaan Keuangan, Perbankan, Pasar Modal, Asuransi, Lembaga Pembiayaan, Dana Pensiun, Pergadaian, Keuangan Syariah, Digital Financial Literacy, Fintech Pendanaan Bersama. Untuk modul tingkat intermediate terdiri dari 4 modul yaitu Perbankan, Pasar Modal, Asuransi, dan Keuangan Syariah,’’ ucapnya.

OJK juga telah menyediakan modul ramah disabilitas yang dilengkapi dengan bahasa isyarat untuk modul Asuransi, Perusahaan Pembiayaan, Pergadaian, Dana Pensiun, dan Fintech Pendanaan Bersama.

‘’Untuk itu, kami mengajak seluruh peserta untuk dapat menambah pengetahuan terkait literasi keuangan melalui platform pembelajaran mandiri Learning Management System (LMS) Edukasi Keuangan OJK dengan mengakses situs website lmsku.ojk.go.id,’’ sambungnya.

Ikhsan mengungkapkan bahwa OJK juga akan menyelenggarakan lomba LMSKU Challenge yang terdiri dari Top Referral Challenge dan Top Score Challenge yang dapat diikuti dan dimeriahkan oleh para mahasiswa dari Papua. OJK telah menyediakan hadiah jutaan rupiah bagi pemenang lomba LMSKU Challenge.

‘’Semoga pemanfaatan infrastruktur LMS Edukasi Keuangan OJK dan pelaksanaan kegiatan Ngobrol Pintar Seputar Edukasi Keuangan Yuk (NGOPIKUY) yang bekerja sama dengan Perguruan Tinggi, Self Regulatory Organizations (SRO), Pelaku Usaha Jasa Keuangan (PUJK), serta stakeholders lainnya dapat mengakselerasi peningkatan literasi keuangan masyarakat Indonesia,’’ ujarnya.

Sementara itu, Arung Lamba selaku Pembantu Rektor II Universitas Cenderawasih Jayapura mengapresiasi kehadiran OJK di kampus tersebut.

‘’Kegiatan Ngobrol Pintar Seputar Keuangan Yuk! Atau Ngopikuy sangat bagus untuk menambah pengetahuan mahasiswa kami agar tidak terjebak oleh oknum yang mempergunakan kesempatan terhadap kemajuan teknologi digital,’’ ucap Lamba.

Ngopikuy menghadirkan narasumber Wisely Wijaya selaku Wakil Ketua Bidang Kelembagaan dan Hubungan Internasional AFPI, dan CEO Kredit Pintar, Horas V.M Tarihoran selaku Direktur Literasi dan Edukasi Keuangan OJK dan Kresna Aditya Payokwa selaku Kepala Kantor Perwakilan BEI Papua dan Papua Barat. (Zul)