JAYAPURA,- Badan Pekerja Sinode (BPS) Gereja Kristen Injili (GKI) di Tanah Papua sesalkan peristiwa penyerangan kekerasan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata(KKB) terhadap guru dan tenaga medis di Distrik Anggruk, Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan, pada 21 Maret 2025, lalu.
Hal ini di sampaikan Ketua BPS Sinode GKI di Tanah Papua, Pdt. Andrikus Mofu, M.Th, di dampingi Wakil Ketua I Sinode, Hiskia Rollo dan Kepala Sekretariat GKI di tanah Papua Pdt. Willem Rumbiak STh, MM, saat memberikan keterangan Pers kepada senumlah Media di Kantor BPS Sinode GKI di Tanah Papua, Rabu, 23 Maret 2025.
Dari kejadian tragis itu, mengakibatkan satu orang meninggal dunia dan enam orang lainnya mengalami luka – luka.
Bahkan, kata Pdt. Andrikus Mofu, M.Th, kejadian tragis ini tidak hanya mengakibatkan korban jiwa tetapi juga menimbulkan ketakutan dan trauma mendalam di kalangan masyarakat serta menghambat akses pendidikan juga layanan kesehatan di wilayah tersebut.
Padahal kata Pdt. Andrikus Mofu, Distrik Anggruk merupakan bagian dari wilayah pelayanan GKI, di mana Klasis GKI Yalimo Anggruk memiliki 65 jemaat yang tersebar di delapan lingkungan dan sembilan distrik.
Termasuk salah satu lembaga pendidikan yang terdampak adalah SD YPK Daniel Anggruk, tempat para guru yang menjadi korban mengabdikan diri dalam dunia pendidikan.
“Kami sangat berduka dan menyesalkan peristiwa ini. Para guru dan tenaga medis yang menjadi korban adalah pelayan kemanusiaan yang telah bekerja tanpa pamrih untuk mencerdaskan anak-anak dan meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat,” ujarnya Pdt. Andrikus Mofu.
Menurutnya, kejadian ini merupakan bentuk kekerasan yang tidak hanya merusak pelayanan gereja, tetapi juga mengganggu nilai-nilai kemanusiaan dan keimanan di wilayah pedalaman Papua
Pasalnya, tekan Pdt. Andrikus Mofu, peristiwa ini telah menyebabkan banyak warga mengungsi ke hutan karena merasa takut dan tidak aman. Kondisi ini semakin memperburuk kesejahteraan mereka, terutama bagi perempuan dan anak-anak, serta mengganggu aktivitas perekonomian dan pelayanan publik di daerah tersebut.
Pada kesempatan itu, BPS Sinode GKI di Tanah Papua juga menyampaikan 5 poin penting sebagai bentuk sikap atas kejadian ini:
1. Menyampaikan belasungkawa mendalam kepada keluarga korban, khususnya kepada keluarga almarhumah Ibu Guru Rosalia Rerek Sogen, serta seluruh tenaga medis dan guru yang menjadi korban.
2. Menyerukan ketenangan kepada warga jemaat GKI di Kabupaten Yahukimo dan sekitarnya, serta memastikan keselamatan mereka, baik di Distrik Anggruk maupun di lokasi pengungsian.
3. Meminta pihak berwenang seperti pemerintah daerah, aparat TNI, dan kepolisian untuk segera melakukan investigasi guna mengungkap penyebab dan pelaku dari peristiwa ini serta menenangkan masyarakat melalui pendekatan pastoral.
4. Mengambil langkah cepat dalam koordinasi dengan berbagai pihak untuk menangani situasi di Klasis GKI Yalimo Anggruk agar pelayanan pendidikan dan kesehatan dapat segera pulih.
5. Menghimbau masyarakat agar tidak menyebarkan berita hoaks terkait peristiwa ini, sehingga tidak memperkeruh keadaan dan menciptakan ketakutan di tengah masyarakat.
Untuk itu, BPS Sinode GKI di Tanah Papua berharap agar peristiwa serupa tidak terulang lagi di masa depan dan meminta semua pihak untuk bersama-sama menjaga keamanan serta kedamaian di Tanah Papua.
Pdt. Andrikus Mofu menambahkan, Gereja akan terus menjalankan misi kemanusiaan dan pelayanan di tengah masyarakat, sebagaimana tertulis dalam Amanat Agung Yesus Kristus dalam Injil Matius 28:19-20. (Tiara).