Pasific Pos.com
Papua Selatan

Limbah Terbuang, Petani Dilatih Bikin Pupuk

Petani saat mengikuti pelatihan (foto:ist)

MERAUKE,ARAFURA,- Kampung Kuper adalah sebuah kampung yang berada di Distrik Semangga Kabupaten Merauke dan termasuk wilayah sentra produksi beras. Lahan pertanian di kampung ini cukup luas sehingga menghasilkan limbah jerami yang berlimpah.

Sayangnya, limbah ini tidak dimanfaatkan oleh masyarakat dan dibiarkan begitu saja. Kampung Kuper juga memiliki banyak ternak khususnya ayam dan sapi yang kotorannya dapat dimanfaatkan untuk pupuk organik. Limbah tanaman padi (jerami, sekam) dan kotoran ternak (ayam, sapi) dapat dikembangkan sebagai pupuk organik untuk meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman.

Oleh sebab itu Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Musamus melalui program Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) mendorong dosen untuk ikut andil dalam membangun dan membina kampung-kampung yang memiliki potensi.

Program ini merupakan instrument kebijakan dan dukungan lembaga kampus untuk meningkatkan daya saing. Kegiatan ini juga dapat mendorong dosen untuk melaksanakan tugas Tri Dharma Perguruan Tinggi terutama darma pengabdian kepada masyarakat. Selain itu, kegiatan ini dapat mendukung IKU 3 yaitu pelaksanaan kegiatan dosen di luar kampus.

Tujuannya untuk memberikan partisipasi terhadap kelompok petani terutama memotivasi petani dan memberikan pelatihan tentang pengelolaan limbah tanaman padi dan ternak sebagai pupuk organik.

Kegiatan ini dimotori oleh Erwin Nugraha Purnama, S.Sos., M.A.P ,dan Apri Irianto, S.Pt, M.Si beserta tim pengabdian (Abdul Rizal, S.Pt.,M.P., Mani Yusuf, S.P.,M.P., dan Anwar, S.P.,M.P) para dosen ini memberikan sosialisasi tentang pentingnya penggunaan pupuk organik dalam budidaya tanaman dan melakukan demonstransi pembuatan pupuk organik berbasis jerami padi.

Erwin Nugraha sebagai etua tim pelaksana menuturkan bahwa kegiatan ini dilakukan untuk memberikan contoh kepada masyarakat, mendorong Kampung Kuper sebagai sentra produksi pupuk organik serta meningkatkan peran aktif kelompok tani dalam memproduksi pupuk organik.

Respon dari kepala kampung dan Gapoktan sangat baik. Harapan ke depan, kegiatan seperti ini dapat dilakukan secara rutin dan tidak hanya berakhir pada saat penyuluhan dan soal demplot semata. Aakan tetapi diadakan pendampingan khusus dan pendistribusian mesin pencacah sehingga masyarakat bisa membuat pupuk organik dari jerami dalam jumlah banyak. Pelatihan ini sangat penting karena mendorong petani untuk membudiyakan tanaman secara organik dan mengurangi penggunaan pupuk kimia yang kian langka.(iis)