Kredit Konsumsi Capai Rp22,48 Triliun, OJK : Masih Jadi Penopang Ekonomi
Sorong – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Papua mencatat jumlah penyaluran kredit pada bank umum dan bank perekonomian rakyat (BPR) tumbuh masing – masing 5,01 persen dan 6,08 persen pada periode September 2025 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Kepala Bagian Pengawasan Lembaga Jasa Keuangan OJK Papua, Yosua Rinaldy menyampaikan, penyaluran kredit di Papua masih didominasi oleh sektor konsumsi (rumah tangga) dengan kontribusi sebesar 13,45 persen atau Rp22,48 triliun dari total kredit yang disalurkan sebesar Rp41,72 triliun.
“Meski sektor konsumsi lebih dominan pada penyaluran kredit di Papua, hal tersebut memberikan dampak positif lantaran mampu mengakselerasi pertumbuhan ekonomi,” ucap Yosua dalam Media Gathering yang digelar di Sorong, Papua Barat Daya pada Rabu pekan lalu.
Yosua pun mengungkapkan, porsi kredit rumah tangga cenderung lebih tinggi lantaran dinilai lebih aman untuk menjaga rasio kredit bermasalah atau NPL.
“Mayoritas penyaluran kredit konsumtif tersebut umumnya diberikan kepada Aparatur Sipil Negara (ASN), baik di instansi vertikal, daerah, BUMN maupun BUMD, karena dinilai memiliki risiko rendah,” ujarnya.
Tingginya porsi kredit konsumsi, kata Yosua, disebabkan oleh besarnya pangsa pasar di segmen tersebut, kemudian kontribusinya terhadap laba bank yang cukup signifikan.
‘Namun, kami tetap mendorong perbankan meningkatkan kredit produktif. Harus ada keseimbangan, jika kredit rumah tangga terlalu besar sementara kredit produktif kecil, sektor riil tidak bergerak. Namun konsumsi juga tidak boleh berhenti, jadi komposisinya harus seimbang,” jelasnya.
Dia bilang, tantangan utama dalam meningkatkan porsi kredit produktif adalah perbedaan karakteristik penyaluran.
“Pada kredit ASN, debitur biasanya datang sendiri ke bank. Sementara untuk kredit produktif, bank harus lebih aktif mencari debitur. Selain itu, kompetensi tenaga pemasaran kredit ASN dan kredit produktif sangat berbeda. Kemudian perbankan harus menjaga rasion NPL tetap berada di bawah 5 persen.
OJK, mengapresiasi perbankan yang telah berkontribusi positif terhadap perekonomian di Papua melalui penyaluran kredit dan digunakan oleh debitur sebagai modal kerja dan juga konsumsi. (Haikal)
