KKSS Papua Gelar Talk Show Bahas Dinamika Diaspora Sulsel di Tanah Rantau Dalam Menghadapi Era Globalisasi
Jayapura,- Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS) Provinsi Papua menggelar talk show bertajuk “Bincang-Bincang tentang Filosofi: Dimana Bumi Dipijak, Di Sana Langit Dijunjung sebagai Manifestasi Sipatuo Sipatokkong di Tanah Rantau”, sebagai ruang refleksi dan penguatan peran Diaspora Sulawesi Selatan di Papua.
Bahkan, dalam talk show ini juga membahas tentang dinamika Diaspora Sulawesi Selatan di tanah rantau dalam menghadapi era globalisasi, kolaborasi lintas etnis, serta sinergi pembangunan yang berorientasi pada persatuan dan kebersamaan di Papua.
Talk Show ini rangkaian dari Hari Ulang Tahun (HUT) ke- 49 KKSS dengan menghadirkan Direktur Program Pascasarjana Universitas Cenderawasih, Prof. Akbar Silo, MS, yang juga tim pakar KKSS Provinsi Papua dan Pdt. Dr. Edie Rante Tasak, MM yang berlangsung di Cafe Ulfapua Jayapura, Sabtu, 6 Desember 2025, sore.
Kepada pers, Direktur Program Pascasarjana Universitas Cenderawasih, Prof. Akbar Silo, MS, yang juga tim pakar KKSS Provinsi Papua mengatakan, kegiatan ini sebagai dinamika baru bagi KKSS dalam melanjutkan eksistensinya sebagai paguyuban sosial.
“Kegiatan seperti ini penting untuk menjaga dinamika organisasi agar terus hidup. Harapannya bisa terjadwal rutin, sehingga hubungan pengurus dan anggota semakin kuat dengan pendekatan yang lebih manusiawi,”pesan Prof. Akbar Silo.
Menurutnya, masa depan KKSS sangat ditentukan oleh kemampuannya dalam membangun jaringan, tidak hanya secara struktural dari pusat ke daerah, tetapi juga secara horizontal melalui kerja sama lintas suku, lintas budaya, dan lintas wilayah.
“Eksistensi KKSS Papua ke depan ditentukan oleh kemampuannya membangun jejaring. Dengan begitu filosofi ‘di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung’ benar-benar hidup,” jelasnya.
Dengan demikian kata Prof. Akbar, meskipun KKSS dibangun untuk penguatan dimensi sosial, aspek politik, namun tidak bisa sepenuhnya dihindari. “Meski anggota KKSS ada yang terjun ke politisi, Birokrat, maupun pelaku usaha namun tugas KKSS adalah memastikan anggotanya mendapat ruang representasi secara sehat, tanpa kehilangan jati diri sebagai organisasi sosial,” tandasnya.
Sementara itu, Ketua BPW KKSS Provinsi Papua, Dr. H. Mansur M, SH., MM, menegaskan bahwa roh utama KKSS adalah kerukunan. “KKSS ini paguyuban. Kalau tidak rukun, bukan paguyuban namanya. Tidak boleh ada dualisme. Ini bukan partai politik, ini rumah besar,” tegas H. Mansur.
Menurutnya, kekuatan KKSS sebagai paguyuban global telah terbukti, termasuk dalam membantu sesama warga Sulawesi Selatan di luar negeri melalui jaringan solidaritas organisasi. “Ketua itu berdiri sebagai kakak, sebagai orang tua yang mengayomi. Itulah filosofi KKSS,” terangnya.
Sementara dalam sesi diskusi, terkait isu penguatan ekonomi melalui koperasi juga ditekankan oleh Ketua BPW KOMPAK Papua H. M. Haedar Muharra. Bahkan, ia menyatakan kesiapan mendukung pembentukan Koperasi KKSS sebagaimana disampaikan oleh Prof. Akbar.
“Koperasi itu bisa jalan kalau manajemennya kuat. Modal sudah ada, tinggal keseriusan kita saja. Kami dari pilar siap membackup,”tandas H. Haedar sapaan akrabnya. Apalagi kata, H. Haedar, dalam Talk show ini juga menegaskan jika pentingnya akulturasi budaya.
Oleh karen itu, Diaspora Sulawesi Selatan di Papua diajak untuk tetap memegang budaya asal sambil menghormati dan menyesuaikan diri dengan kearifan lokal Papua. “Kita membawa budaya dari Sulawesi Selatan, tapi di Papua ini kita juga belajar budaya setempat. Sehingga, itulah makna Sipatuo Sipatokkong dan wujud persaudaraan sejati,”tutup H. Haedar. (Tiara).
