Pasific Pos.com
Headline

Ketidak Sabaran Masyarakat, Jalan Sehat Prabowo Berakhir Ricuh

Masyarakat membludak di Lapangan Karang PTC Entrop untuk mengikuti Jalan Sehat Prabwo. (foto Tiara).

Yanni : Sangat Menyayangkan Insiden Pemukulan Dialami Panitia

Jayapura – Ketua DPD Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Provinsi Papua, Yanni SH, sangat menyayangkan insiden pemukulan yang dialami oleh sejumlah Panitia Jalan Sehat Prabowo. Dimana kericuhan ini terjadi, disaat Jalan Sehat Prabowo hendak dilaksanakan untuk memeriahkan HUT Gerindra ke-15, di Lapangan Karang PTC Entrop, Distrik Jayapura Selatan, Kota Jayapura, pada Rabu 22 Maret 2023, pagi.

Dari hasil pantauan Pasific Pos di lapangan, kericuhan itu bermula lantaran membludaknya peserta jalan sehat, sehingga ada sebagain masyarakat yang berambisi ingin merebut kupon Doorprize itu dari tangan para Pantia, sementara Jalan Sehat Prabowo itu sendiri belum dimulai. Dari kericuhan itu, terjadi inisden pemukulan dan pelecehan terhadap panitia yang semuanya “Perempuan”.

Padahal, proedur untuk mendapatkan kupon beras dan kupon Doorprize itu, semua peserta yang ikut jalan sehat wajib mengukuti arahan dari MC dan harus masuk kumpul ke dalam Lapangan Karang PTC untuk memulai Start. Namun karena tidak sabaran dan ingin mendapatakan kupon lebih maka kericuhan itu pun tak bisa dibendung.

Dalam keterangan Pers, Ketua DPD Gerindra Papua Yanni, SH mengatakan, kericuhan terjadi karena berebut kupon Doorprize, padahal itu bisa diselesaikan dengan baik. Tapi mungkin masyarakat suda tidak sabar untuk mendapatkan kupon itu.

“Tapi intinya saya minta maaf, kalau panitia ada kekurangan,” ungkap Yanni kepada puluhan awak media saat menggelar jumpa pers di Jayapura, Rabu 22 Maret 2023.

Yang pastinya lanjut Yanni, tidak ada kupon yang tidak dibagikan dari panitia kepada masyarakat, karena beras dan hadiah hadiah lainnya yang kami siapkan ini semata mata memang hanya untuk masyarakat. Hanya saja masyarakat tidak sabar.

caption id=”attachment_10040472″ align=”alignnone” width=”1000″] Ketua DPD Gerindra Papua, Yanni SH saat menggelar jumpa per terkait kericuhan yang terjadi disaat Jalan Sehat Prabowo akan dilaksanakan. (foto Tiara)[/caption]

“Seharusnya kumpul di area start dulu kemudian dibagikan baju. Tapi kejadian tadi itu, kupon belum dibagikan namun masyarakat begitu bersemangat untuk mendapatkan kupon sehingga pada berebutan, bahkan ada yang sampai tega memukul dan lakukan pelecehan. Padahal panitia panitia kami ini rata rata perempuan. Jadi kami sangat menyayangkan atas aksi kekerasan fisik yang dialami kader kader kami,” tandas Politikus Gerindra Papua itu dengan nada geram.

Yanni yang sudah 4 Periode duduk di DPR Papua itu menuturkan, seandainya jalan sehat itu berjalan dengan tertib, maka peserta akan mendapatkan kupon satu orang 1 kupon. Baik kupon beras maupun kupon doorprize termasuk baju kaos. Itu sudah sangat luar biasa.

Bahkan, Yanni akui, animo masyarakat sangat tinggi dan semangat masyarakat Papua yang ingin dekat dengan Gerindra, sehingga mereka ingin memiliki dan mendapatkan kupon sebanyak banyaknya. Inilah yang sangat kami sayangkan, hingga mengakibatkan kericuhan terjadi.

Kendati demikian ungkap Yanni, pihaknya tetap memberikan apresiasi dan berterimakasih kepada masyarakat yang ada di Bumi Cebderawasih Papua ini, yang sudah begitu bersemangat datang dari subuh hanya untuk mengikuti kegiatan Jalan Sehat Prabowo.

“Atas kejadian ini kita ambil hikmahnya saja, dan saya melihat dari sisi positifnya karena masyarakat begitu bersemangat. Dan kami juga ucapkan terimakasih kepada pihak Kepolisian yang sudah mendampingi kami dari pagi sampai kegiatan ini dihentikan. Walaupun mereka juga sempat kewalahan lantaran membludaknya masyarakat. Tapi semua itu dapat diatasi dengan baiik. Namun oknum pelaku pemukulan terhadap panitian, kami akan proses sesuai hukum yang berlaku di negara ini untuk memberi efek jerah agar tidak semanah menah terhadap perempuan,”tegas Srikandi Gerindra Papua itu.

Sekedar diketahui, ribuan beras yang disediakan oleh Panitia Jalan Sehat Prabowo ludes tak tersisa, bukan habis karena dibagikan kepada seluruh masyarakat, tapi karena ada ratusan oknum masyarakat yang sengaja memanfaatkan situasi ini untuk menjarah (Mencuri) beras beras yang telah disediakan oleh panitia dalam tenda pengambilan kupon beras tersebut.

Bahkan Panitia yang bertugas di bagian kupon beras itu juga mendapat prilaku yang tidak menyenangkan serta kekerasan fisik yang dilakukan oleh orang orang yang tidak bertanggungjawab lantaran ingin merampas beras untuk dipukul lalu di bawa pulang. (Tiara).