Jayapura,- Badan Karantina Indonesia melalui Balai Besar Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan Papua (Karantina Papua) mendampingi Komisi IV DPR RI dalam kunjungan kerja reses masa persidangan I tahun sidang 2025–2026 di Satpel Pelabuhan Laut Jayapura, Jumat (31/10).
Kunjungan tersebut dipimpin oleh Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Ahmad Yohan, didampingi oleh sejumlah anggota Komisi IV. Turut hadir Deputi Karantina Tumbuhan, Bambang, serta Kepala BBKHIT Papua, Lutfie Natsir, yang secara langsung memaparkan kondisi dan kebutuhan fasilitas karantina di wilayah Papua.
Kegiatan ini bertujuan untuk meninjau langsung sarana dan prasarana karantina di Satpel Pelabuhan Laut Jayapura sebagai bentuk pelaksanaan amanah Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2019 tentang Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan. Undang-undang tersebut menegaskan pentingnya penguatan fasilitas, peningkatan kapasitas SDM, serta dukungan teknologi informasi dan laboratorium di seluruh daerah, termasuk di wilayah perbatasan timur Indonesia.
Dalam kesempatan itu, Bambang menyampaikan apresiasi atas perhatian dan dukungan Komisi IV terhadap penguatan lembaga karantina di daerah.
“Kami berterima kasih atas kunjungan Komisi IV yang telah hadir langsung meninjau kondisi di lapangan. Komisi IV terus mengawal dan mendukung upaya perlindungan sumber daya hayati nasional serta keamanan pangan,” ujarnya.
Ia menjelaskan bahwa saat ini jumlah pegawai karantina baru sekitar 4.000 orang, sementara kebutuhan ideal mencapai 17.000 pegawai. Setelah terbentuknya Badan Karantina Indonesia, pada tahun 2024 telah ditambah 517 pegawai baru. Ke depan, dukungan terhadap SDM, laboratorium, dan infrastruktur karantina di Papua diharapkan semakin kuat agar mampu menunjang kegiatan ekspor-impor.
Sementara itu, Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Ahmad Yohan menegaskan komitmen DPR untuk terus memperjuangkan penguatan lembaga karantina, terutama di wilayah timur Indonesia.
“Kantor Karantina di Papua perlu segera dibenahi. Kami ingin fasilitas dan laboratoriumnya diperkuat agar fungsi pengawasan dan pelayanannya semakin optimal,” tegasnya.
Dalam pemaparannya, Kepala Karantina Papua Lutfie Natsir menjelaskan bahwa Karantina Papua memiliki enam satuan pelayanan, yakni di Bandara Sentani, Skouw, Pelabuhan Jayapura, Biak, Serui, dan Laboratorium. Untuk periode Januari–September 2025, pakan ternak menjadi komoditas domestik masuk tertinggi di karantina hewan dengan 25.766 ton.
Pada komoditas ikan, ikan kering menjadi domestik masuk tertinggi dengan 260 ton, sedangkan ikan tuna mencapai 2.893 ton untuk domestik keluar. Adapun pada karantina tumbuhan, beras mencatat 45.078 ton domestik masuk, dan Crude Palm Oil (CPO) sebanyak 44.192 ton domestik keluar.
“Kami berharap dukungan untuk penyediaan tanah dan bangunan bagi Satpel Pelabuhan Laut Jayapura serta laboratorium, juga dukungan insentif Papua untuk memperkuat pelayanan karantina,” tutup Lutfie.
Kunjungan ini diharapkan menjadi langkah konkret dalam memperkuat sistem karantina nasional, khususnya di wilayah Papua, guna mendukung perlindungan sumber daya hayati dan mendorong potensi ekspor daerah.
