Pasific Pos.com
Kabupaten Jayapura

Jemaat Onomi Felabauw Sentani Rayakan HUT GKI dan Satu Abad Peradaban Papua dengan Jalan Santai Bermazmur

 

Sentani,– Dalam semangat kebersamaan dan sukacita, Jemaat Gereja Kristen Injili (GKI) Onomi Felavauw, Klasis Sentani, menggelar kegiatan jalan santai bermazmur pada Sabtu (25/10) pagi.

‎Kegiatan ini menjadi bagian dari rangkaian perayaan HUT ke-69 GKI serta menyongsong Satu Abad Peradaban Orang Papua yang puncaknya akan diperingati pada 25 Oktober 2025 di Kabupaten Teluk Wondama, Papua Barat.

‎Jalan santai ini diikuti tidak hanya oleh warga jemaat GKI Onomi Felavauw, tetapi juga oleh warga jemaat dari GPdI Eklesia Sentani. Peserta memulai start dari Kantor Klasis Sentani dan finis di gedung Gereja GKI Onomi Felavauw.

‎Dalam sambutannya, Pdt. Yosina Rejauw, S.Si.Teo, menegaskan bahwa perayaan ini bukan sekadar kegiatan seremonial, tetapi merupakan momentum refleksi iman dan sejarah bagi seluruh umat di Tanah Papua.

‎ “Perayaan Satu Abad Peradaban Orang Papua yang akan digelar di Teluk Wondama menjadi pengingat bahwa sejak 100 tahun lalu, Injil telah membawa terang dan perubahan besar bagi masyarakat Papua,” ujarnya.

‎Lebih lanjut, Pdt. Yosina menjelaskan, sejarah peradaban dan pendidikan di Papua tidak dapat dipisahkan dari karya misionaris asal Belanda, Dominee Izak Samuel Kijne, yang pada tahun 1925 mendirikan pendidikan formal pertama bagi anak-anak Papua di Aitumieri, Teluk Wondama. Di sanalah Kijne menyampaikan nubuatnya yang kini dikenal sebagai “Nubuatan Batu Peradaban”.

‎ “Di atas batu ini saya meletakkan peradaban orang Papua. Sekalipun orang memiliki kepandaian tinggi, akal budi, dan ma’rifat, tetapi tidak dapat memimpin bangsa ini. Bangsa ini akan bangkit dan memimpin dirinya sendiri,” demikian kutipan nubuat Kijne yang terus hidup hingga kini.

‎Menurut Pdt. Yosina, nubuat tersebut merupakan visi kenabian yang harus terus dihidupi oleh generasi Papua saat ini.

‎ “Banyak orang datang dengan pengetahuan dan hikmat, tetapi bangsa ini akan berdiri dan memimpin dirinya sendiri. Itu sebabnya pendidikan menjadi hal yang sangat penting. Injil telah membuka jalan perubahan bagi Papua, karena di mana ada Injil, di situ ada keselamatan, perubahan, dan pendidikan,” tambahnya.

‎Ia berharap momentum perayaan HUT GKI dan Satu Abad Peradaban Papua ini menjadi ajakan bagi seluruh umat untuk terus menjaga semangat pelayanan, pendidikan, dan kebangkitan iman di Tanah Papua.

‎ “Dulu kita dianggap gelap, tapi kini kita terang. Semua karena Injil yang mengubah hidup dan membuka jalan bagi peradaban,” tutupnya. [Enzo]