Pasific Pos.com
Ekonomi & Bisnis

Ini Sejumlah Proyek yang Digarap PLN UIP Maluku Papua

Salah satu PLTMG yang dibangun PLN UIP Maluku Papua. (Foto : Istimewa)

Ambon – Pasca diresmikan pada 1 Apri 2021, PLN Unit Induk Pembangunan (UIP) Maluku Papua bergegas menyelesaikan proses transisi organisasi.

Unit baru ini bertanggung jawab melaksanakan konstruksi proyek kelistrikan skala besar seperti pembangkit, transmisi saluran udara tegangan tinggi (SUTT), dan gardu induk (GI) di Bumi Cenderawasih dan Kepulauan Rempah.

PLN UIP Maluku Papua menaungi empat Unit Pelaksana Proyek (UPP) yang tersebar di setiap provinsi.

UPP Maluku yang berkedudukan di Ambon, mengemban tugas membangun pembangkit dengan daya total 70 Mega Watt (MW) di Provinsi Maluku.

Proyek pembangkit tersebut di antaranya adalah PLTU Ambon (Waai) sebesar 30 MW, PLTMG Namlea (10 MW), PLTD Dual Fuel Bula (10 MW), PLTMG Dobo (10 MW), dan PLTMG Saumlaki (10 MW).

Sementara itu, transmisi SUTT yang akan dibangun meliputi jalur Piru – Kairatu, Masohi – Kairatu, PLTMG Seram 2 – GI Masohi, PLTMG Ambon Peaker – PLTU Ambon (Waai), Namrole – Namlea, dan GI Mako – Incomer 1 phi (Namrole – Namlea) dengan total panjang jaringan sekitar 504 kilometer sirkuit (kms).

Sebagai pendukung SUTT, gardu induk dibangun di sembilan titik terpisah dengan total kapasitas 220 MVA.

Di Ternate, UPP Maluku Utara mengendalikan konstruksi enam pembangkit meliputi PLTU Sofifi (6 MW) serta PLTD Dual Fuel di Tobelo, Sofifi, Bacan, Morotai, dan Sanana yang masing-masing berkapasitas 10 MW.

UPP Maluku Utara merupakan unit pelaksana proyek yang memiliki SUTT dengan total jaringan terpanjang di antara ketiga UPP lainnya di PLN UIP Maluku Papua, yakni sepanjang 617,5 kms dari enam jaringan.

Dari keenam jaringan SUTT tersebut, tiga di antaranya adalah jalur Jailolo – Malifut (160 kms), Malifut – Tobelo (240 kms), Jailolo – Sofifi (160 kms). Selain itu, sebanyak enam gardu induk terpencar di lima lokasi, antara lain Ternate, Sofifi, Tobelo, Jailolo, dan Malifut.

Di Bumi Cenderawasih, UPP Papua Barat yang berlokasi di Sorong menjadi UPP dengan total kapasitas pembangkit terbesar se-Maluku dan Papua yaitu sebesar 130 MW.

Dari tujuh pembangkit yang direncanakan untuk dibangun, yang paling besar dayanya adalah PLTMG Sorong 2 (50 MW), kemudian disusul oleh PLTD Dual Fuel MPP Manokwari dan PLTMG Manokwari 3 dengan kapasitas masing-masing sebesar 20 MW.

Sisanya berkapasitas 10 MW dan tersebar di Kabupaten Fak-Fak, Kaimana, Raja Ampat, dan Bintuni. Untuk transmisi, UPP Papua Barat dibebankan target untuk melaksanakan konstruksi SUTT GI Sorong – GI Rufey (20 kms) dan PLTMG Manokwari – GI Manokwari (24 kms) serta satu gardu induk, yaitu GI Manokwari (60 MVA).

Terakhir merupakan UPP Papua yang bermarkas di ibu kota Provinsi Papua, Jayapura. UPP ini mengelola delapan proyek, di antaranya merupakan tiga pembangkit meliputi PLTMG Serui 1 (10 MW), PLTMG Jayapura (50 MW), dan PLTD Sarmi (5 MW).

Di samping itu, UPP Papua ditargetkan melaksanakan pembangunan proyek transmisi dan gardu induk, yakni SUTT PLTMG Timika – GI Timika (60 kms), GI Skyland – GI Angkasa (20 kms), GI Angkasa (60 MVA), GI Sentani Baru (30 MVA), dan GI Timika (60 MVA).

General Manager PLN UIP Maluku Papua, Reisal Rimtahi Hasoloan mengatakan proyek-proyek tersebut adalah yang sedang dan akan dilaksanakan, sementara proyek yang sudah selesai tidak lagi masuk ke dalam daftar.

Selanjutnya, di antara proyek yang akan dilaksanakan itu beberapa sudah bebas lahannya dan saat ini sedang proses sertifikasi oleh Badan Pertanahan Nasional (BPN).

“Belum lama ini kami juga menandatangani perjanjian kerja sama dengan empat Kejaksaan Tinggi di Maluku dan Papua guna memastikan kepatuhan hukum di lingkungan perusahaan dan mendukung penerapan Good Corporate Governance,” ungkapnya, Sabtu (3/4/2021). (**)