Headline

Ibu Hamil Meninggal Usai Ditolak RS, Gubernur Papua Geram

Jayapura,- Gubernur Papua, Matius Fakhiri, menegaskan kembali bahwa seluruh rumah sakit di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota tidak dibenarkan menolak pasien dalam kondisi apa pun.

Penegasan ini disampaikan menyusul insiden meninggalnya seorang ibu hamil bersama bayinya setelah diduga ditolak oleh beberapa fasilitas kesehatan di Kota dan Kabupaten Jayapura, Kamis (hari ini), sebelum akhirnya menghembuskan napas terakhir dalam perjalanan menuju RSUD Jayapura.

Gubernur Fakhiri mengatakan dirinya telah menerima laporan lengkap kejadian tersebut dan langsung berkoordinasi dengan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Jayapura. Ia menekankan bahwa aturan untuk tidak menolak pasien sudah sangat jelas diatur dalam perundang-undangan, dan ia tidak akan ragu memberikan sanksi tegas.

“Saya sudah ingatkan, mau di kabupaten atau kota, Puskesmas maupun rumah sakit tidak boleh lagi menolak pasien. Ini tidak bisa tawar-menawar. Kalau masih ada yang menolak, saya pasti copot direktur rumah sakitnya,” tegas Gubernur.

Ia menambahkan bahwa pihaknya akan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap pelayanan di seluruh fasilitas kesehatan, termasuk RS Pemerintah di tingkat kabupaten/kota se Papua. Fakhiri menegaskan akan melakukan inspeksi mendadak (sidak) untuk memastikan pelayanan berjalan sesuai standar.

“Pasien jangan dulu ditanya kapasitasnya. Terima dan layani dulu. Tidak ada lagi tawar-menawar. Saya rasa ini sudah sangat jelas dan tidak perlu diulang-ulang,” ujarnya.

Gubernur juga meminta agar kejadian serupa tidak terulang, khususnya seperti kasus yang terjadi di Sentani. Evaluasi akan dilakukan secara berkala, bahkan terhadap para pejabat rumah sakit yang baru dilantik.

Kasus meninggalnya ibu hamil asal Kampung Hobong itu sebelumnya sempat viral di media sosial. Pihak keluarga menyampaikan kekecewaan terhadap pelayanan medis di Kabupaten Jayapura.

Dalam keterangan yang beredar, keluarga menjelaskan bahwa korban dibawa dari kampung sekitar pukul 03.00 WIT menuju RS Yowari untuk melahirkan. Namun, ia kemudian dirujuk ke RS Abepura dan tidak mendapat layanan. Hal serupa terjadi di RS Dian Harapan. Di RS Bhayangkara, keluarga disebutkan diminta menyiapkan biaya operasi sebesar Rp8 juta, sehingga mereka memutuskan membawa korban ke RSUD Jayapura. Namun, sang ibu dan bayi dalam kandungan meninggal sebelum tiba.

“Saya rasa ini ada yang salah. Ibu hamil dengan anak meninggal di tengah kota. Ini kejadian luar biasa karena terjadi di tengah kota; kalau di daerah pedalaman mungkin bisa dimaklumi,” ujar pihak keluarga.

Peristiwa ini memicu keprihatinan luas dan mendorong pemerintah provinsi mengambil langkah tegas untuk membenahi pelayanan kesehatan demi mencegah kejadian serupa.

Related posts

1 Warga di Kota Jayapura Ditangkap Usai Diduga Gandakan Surat C6

Jems

Persipura Mulai Tebar Ancaman

Bams

UNICEF Gelar Pelatihan Implementasi MBG dan Edukasi Gizi di Jayapura

Bams

Suara Dari Distrik Alama Benamkan Harapan Tersisa, Lekatkan JOEL Dengan Kemenangan

Fani

Ini Jenis Vaksin yang Digunakan pada PIN Polio di Papua

Fani

Piet Nawipa : Demi JOEL Saya Ikut Berpolitik Untuk Pertama Kali

Fani

Leave a Comment