Jayapura – Perekonomian Papua berdasarkan besaran Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp287.902 miliar dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp181.926 miliar.
Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Papua, Adriana Helena Robaha menjelaskan, struktur PDRB Papua menurut lapangan usaha atas dasar harga berlaku tahun 2023 masih didominasi oleh Lapangan Usaha Pertambangan dan Penggalian sebesar 39,64 persen.
“Disusul Konstruksi sebesar 13,44 persen, Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan sebesar 10,08 persen, Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor sebesar 9,32 persen serta Administrasi Pemerintahan, Pertahanan, dan Jaminan Sosial Wajib sebesar 8,05 persen,” kata Adriana saat merilis pertumbuhan ekonomi Papua pada 5 Februari lalu.
Pada 2023 lalu, ekonomi Papua tumbuh sebesar 5,22 persen. Pertumbuhan tersebut, kata Adriana, disebabkan terjadinya pertumbuhan yang positif pada semua lapangan usaha, meskipun beberapa lapangan usaha melambat jika dibandingkan tahun 2022.
Pada tahun lalu, tiga lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan tertinggi yaitu Jasa Keuangan dan Asuransi sebesar 12,37 persen, Transportasi dan Pergudangan sebesar 9,78 persen serta Jasa Perusahaan sebesar 6,88 persen.
“Sementara dari sisi pengeluaran pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Komponen Pengeluaran Konsumsi Lembaga Nonprofit yang melayani Rumah Tangga (PK-LNPRT) yang tumbuh sebesar 6,51 persen.
Pada 2022, BPS mencatat perekonomian Papua berdasarkan besaran PDRB Produk atas dasar harga berlaku mencapai Rp262,52 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp172,90 triliun.
Ekonomi Papua pada tahun 2022 mengalami pertumbuhan sebesar 8,97. Dari sisi produksi, pertumbuhan terbesar terjadi pada Lapangan Usaha Transportasi dan Pergudangan sebesar 16,85 persen. Sementara dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi terjadi pada Komponen Ekspor Luar Negeri sebesar 40,27 persen.(Sari)