Sentani – Pemerintah Kabupaten Jayapura bersama masyarakat Kampung Singgriway melaksanakan kegiatan penanaman 645 bibit kopi arabika di Hutan Adat (Yano Way), Selasa (23/7/2025). Kegiatan ini menjadi salah satu langkah nyata pemerintah dalam mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat melalui sektor pertanian berbasis potensi lokal.
Bupati Jayapura, Dr. Yunus Wonda, S.H., M.H., yang hadir langsung dalam kegiatan ini, menegaskan bahwa pengembangan pertanian, peternakan, dan perkebunan merupakan arah kebijakan strategis pemerintah daerah dalam memajukan kampung-kampung di Kabupaten Jayapura.
“Semangat yang ada hari ini luar biasa. Kita jangan hanya tanam lalu selesai. Harus ada rencana panjang dari tanam sampai ke pasar. Pemerintah pasti dukung, tapi masyarakat juga harus konsisten,” tegas Bupati.
Ia menyebutkan bahwa dari Pemerintah Kampung telah diberikan bantuan untuk 945 titik, ditambah lagi dengan program Dinas Pertanian sebanyak 100 titik. Namun ia menekankan, bukan sekadar bantuan yang penting, melainkan juga kesinambungan dan dampak ekonomi dari kegiatan-kegiatan tersebut.
“Sering kali masyarakat semangat menanam, tapi bingung saat panen, jual ke mana. Ini tugas pemerintah pikirkan pasar dari sekarang. Jangan kasih bibit lalu lepas tangan,” kata Bupati.
Dalam arahannya, Bupati juga meminta agar pengelolaan komoditas kopi diarahkan melalui koperasi agar memudahkan koordinasi dan distribusi bantuan. “Jangan sendiri-sendiri. Harus ada dalam satu wadah, supaya mudah kita pantau, kita bantu. Supaya dinas dan koperasi bisa kerja sama langsung,” ujarnya.
Kegiatan penanaman kopi ini sekaligus menjadi langkah awal menuju rencana besar pemerintah daerah dalam menyambut kunjungan Menteri Transmigrasi yang dijadwalkan hadir pada Agustus 2025 untuk tanam perdana kakao. Pemerintah menargetkan lahan seluas 20 ribu hektare siap untuk dikembangkan bersama investor. Sistemnya, masyarakat menanam, sedangkan hasil produksinya langsung dikelola dan dibawa oleh investor. “Pasarnya sudah pasti. Tinggal kita siapkan lahannya,” tambah Bupati.
Bupati juga menyampaikan bahwa pembangunan infrastruktur penunjang pertanian kini lebih terbuka, terutama dengan kebijakan pusat yang mengizinkan Balai Jalan membangun akses ke wilayah pertanian dan peternakan. “Asal titiknya jelas, komoditasnya jelas kopi, kakao, vanili itu bisa langsung dibangun lewat Balai. Ini peluang besar,” tandasnya.
Penanaman kopi arabika di Hutan Adat Singgriway bukan sekadar kegiatan tanam pohon, tetapi menjadi simbol semangat baru dalam membangun kampung dengan cara yang berkelanjutan dan menghargai kearifan lokal.
