PT Freeport Berbagi Kasih Natal Bersama Masyarakat di Sekitar Wilayah Operasional
Timika,- Segenap karyawan dan komunitas di PT Freeport Indonesia (PTFI) melakukan pelayanan kasih Natal (Diakonia) dengan suka cita dan penuh syukur bersama warga di Kampung Manikame Kyura Gunung, Dataran Rendah dan di Kampung Banti, Dataran Tinggi Kabupaten Mimika, Papua Tengah pada 20–21 November 2025.
“Kekeluargaan antara karyawan dan komunitas PTFI telah terjalin kuat dengan saudara-saudara di kampung-kampung sekitar area operasi perusahaan. Di hari Natal ini kami berinisiatif untuk mengumpulkan dana dan menyalurkannya dalam bentuk bantuan bahan makanan untuk mereka,” kata Ketua Panitia Natal Dataran Tinggi PTFI Kresna Suryandaru.
Ia mengatakan sebanyak 650 paket bantuan bahan makanan telah disalurkan kepada warga melalui gereja dan jemaat yang ada di kampung sekitar yaitu Banti 1, Banti 2, Kimbeli, dan Opitawak.
Kresna mengatakan tema Natal PTFI tahun ini adalah “Bersama dalam Terang”. Tema ini dipilih mengingat keluarga besar PTFI baru saja menghadapi tantangan berat insiden tambang bawah tanah.
“Perlahan semua bisa dilewati dengan kebersamaan. Ini karena kami semua bergandengan tangan, maju bersama sebagai satu keluarga, mengatasi kesulitan bersama, dan terus bertumbuh menjadi lebih kuat,” kata Kresna.
Warga Kampung Opitawak Katrina Magal mengaku senang bisa merayakan Natal bersama keluarga besar PTFI. Sejak pagi, ia dan warga kampung telah memenuhi Gereja Banti 2 untuk menyambut karyawan dan komunitas PTFI.
“Kami bersyukur karyawan PTFI hadir di tengah-tengah kami untuk berdoa bersama dan memberikan bantuan bahan makanan. Kami memahami tambang belum beroperasi. Doa kami semoga perusahaan, karyawan dan kami warga semua dikuatkan dengan rasa persatuan dan kekeluargaan di masa sulit ini,” ungkap Katrina.
Sementara itu di Dataran Rendah, pelayanan kasih Natal berlangsung di Kampung Manikame Kyura Gunung pada Jumat, 21 November 2025, diikuti lebih dari 50 anak-anak. Semua yang hadir bernyanyi bersama, anak-anak juga mendapatkan beragam bingkisan alat sekolah dan bahan pangan. Mereka juga mendapat edukasi tentang pentingnya menjaga kesehatan dan kebersihan sejak dini.
Salah satu warga kampung Yuliana Magai tampak riang saat mendapat bingkisan buku, alat tulis,dan bantuan bahan makanan.
“Setiap saya mendapat hadiah buku baru, saya jadi lebih semangat untuk belajar matematika.Saya juga senang Ibu Guru selalu ajarkan pelajaran baru di sekolah,” kata Yuliana, murid Sekolah Gereja GBI Apache Timika.
Ketua Panitia Natal Dataran Rendah PTFI Rai Leimena mengatakan perjalanan menuju Kampung Manikame membutuhkan waktu 1,5 jam dengan jalur darat. Wilayah ini sangat jauh di pesisir dan bantuan Natal ini telah ditunggu-tunggu warga. “Semoga langkah kecil di hari istimewa ini membawa suka cita dan kebahagiaan untuk kita semua,” kata Rai.
Di Kampung Pasir Putih. Waktu tempuh untuk masing-masing perjalanan sekitar satu jam untuk pergi dan pulang. Metode ini dinilai cocok dan efektif, agar masyarakat tidak perlu jauh-jauh menjemput barang milik mereka.
Setelah tiba di lokasi penurunan barang, warga membawa berbagai kebutuhan Natal itu ke masing-masing kampung. Di Lembah Aroanop terdapat tujuh kampung yakni Baluni, Jagamin,
Ainggogin, Ainggigi satu dan Ainggigi dua, Ombani satu dan kampung Ombani dua. Di Lembah Tsinga terdapat delapan kampung yaitu Bebilawak, Dolinigogin, Beanekogom, Jongkogoma, Miniponigoma, Metember, Ulibugarki. Sedangkan di Jila terdapat 12 kampung antara lain Diloa, Diloa dua, Pasir putih, Jengkon, Bomogin, Pilik Ogom, Noema, Eralmakawia, Umpiliga, Bunarugun, Amuga Ogom, dan Kampung Wandud.
Diketahui untuk mencapai Lembah Aroanop dan Lembah Tsinga terdapat layanan helikopter dan pesawat komersil untuk mengangkut barang dan penumpang. Biaya sewa helikopter untuk mengirim barang mencapai sekitar Rp25-40 juta dengan kapasitas angkut 600-800 kg.
Apabila menggunakan pesawat komersil bersubsidi, tarif untuk setiap penumpang sekitar Rp300.000 dan setiap orang hanya diizinkan membawa bagasi hingga 16 kg. Apabila ada kelebihan bagasi dikenakan biaya Rp 23.000 per kg. Di kawasan ini tidak ada kendaraan. Satu-satunya akses adalah berjalan kaki dan mengandalkan Porter atau tenaga pikul barang bila ada barang yang harus didistribusikan dari bandara ke kampung-kampung.
“Jika menggunakan helikopter PTFI dengan sling load akan sangat menyingkat waktu karena helikopter langsung ke kampung-kampung tersebut. Dengan demikian warga bisa berhemat karena tidak perlu mengeluarkan biaya angkut barang,” kata Nathan.
Ia menambahkan, selain mendukung penerbangan kargo barang kebutuhan Natal warga, PTFI mendukung angkutan darat yang membawa barang kebutuhan Natal dan mobilisasi warga dibeberapa kampung di sekitar wilayah operasional PTFI yakni Kampung Banti 1, Banti 2, Kimbeli, dan Opitawak. Angkutan Natal ini dilakukan setiap hari pada periode 15—24 Desember 2025 dengan 36 perjalanan bus dan total penumpang 1.473 orang, serta total bahan makanan dan barang kebutuhan Natal sebanyak 126 ton.
Di Dataran Rendah, PTFI juga mendukung mobilitas warga dan angkutan barang warga Suku Kamoro di antaranya Kampung Koperapoka, Nayaro, Tipuka, Ayuka dan Nawaripi.
