Hari Juang Infanteri, Danrindam XVII/Cenderawasih Tekankan Profesionalisme dan Kedekatan Prajurit dengan Rakyat
Jayapura — Tanggal 19 Desember diperingati sebagai Hari Juang Infanteri, sebuah momentum bersejarah yang meneguhkan kembali nilai-nilai kejuangan, pengabdian, dan pengorbanan prajurit Korps Infanteri TNI Angkatan Darat dalam perjalanan panjang perjuangan bangsa Indonesia.
Hari Juang Infanteri bukanlah hari ulang tahun satuan, melainkan hari kejuangan yang dipelihara dan diperingati oleh seluruh Korps Infanteri di seluruh Indonesia sebagai bentuk penghormatan terhadap jati diri dan semangat perjuangan prajurit Infanteri sebagai ujung tombak TNI AD.
Dalam rangka peringatan tersebut, Kodam XVII/Cenderawasih menggelar upacara dan syukuran yang dirangkaikan dengan penyerahan bantuan sembako kepada tokoh adat dan tokoh masyarakat Kabupaten Jayapura. Kegiatan berlangsung di Rindam XVII/Cenderawasih, Jumat (19/12/2025).
Panglima Kodam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Amrin Ibrahim melalui Komandan Resimen Induk Daerah Militer (Danrindam) XVII/Cenderawasih Brigjen TNI Endra Saputra Kusuma menegaskan bahwa Hari Juang Infanteri merupakan momentum penting untuk menumbuhkan kembali semangat profesionalisme, militansi, dan loyalitas prajurit Infanteri dalam menghadapi dinamika tugas yang semakin kompleks.
“Infanteri adalah ujung tombak TNI Angkatan Darat. Karena itu, prajurit Infanteri harus selalu siap, profesional, dan memiliki karakter juang yang kuat,” tegas Brigjen Endra.

Ia menjelaskan bahwa pembinaan Korps Infanteri secara struktural berada di bawah Pusat Kesenjataan Infanteri (Pussenif) yang dipimpin oleh perwira tinggi berpangkat Letnan Jenderal TNI. Sementara di daerah, satuan-satuan Infanteri, termasuk Rindam, memiliki peran strategis dalam menyiapkan prajurit yang profesional dan berkarakter.
Pemilihan Rindam XVII/Cenderawasih sebagai lokasi peringatan, lanjutnya, memiliki makna khusus karena Rindam merupakan salah satu pusat pendidikan Infanteri yang menjadi fondasi pembentukan prajurit.
“Rindam adalah tempat pembinaan awal prajurit. Di sinilah nilai-nilai kejuangan, disiplin, dan profesionalisme Infanteri dibentuk,” ujarnya.
Dalam pesannya kepada seluruh prajurit, Danrindam menekankan pentingnya peningkatan kemampuan tempur dan kesiapsiagaan, seiring dengan tuntutan tugas yang semakin dinamis. Namun demikian, ia juga mengingatkan bahwa kekuatan Infanteri tidak hanya terletak pada kemampuan militer semata.

Selain kemampuan tempur, Brigjen Endra menegaskan pentingnya pendekatan teritorial dan kedekatan dengan masyarakat. Prajurit Infanteri diharapkan mampu menjalin hubungan yang harmonis dengan tokoh adat, tokoh agama, tokoh masyarakat, serta para sesepuh Infanteri.
Dalam doktrin Infanteri dikenal prinsip “cari, dekati, dan hancurkan” terhadap musuh. Namun dalam konteks tertentu, Infanteri juga mengedepankan taktik gerilya yang menuntut kemampuan merangkul dan memenangkan hati rakyat.
“Untuk melaksanakan tugas gerilya, prajurit harus mampu memenangkan hati rakyat. Karena itu, Infanteri harus dekat dengan masyarakat dan hadir sebagai pelindung,” pungkasnya.
Peringatan Hari Juang Infanteri ini menjadi pengingat bahwa kekuatan sejati Korps Infanteri tidak hanya terletak pada senjata dan taktik tempur, tetapi juga pada kepercayaan serta dukungan rakyat, yang menjadi fondasi utama dalam setiap pelaksanaan tugas pengabdian kepada bangsa dan negara.
