BEI : Pertumbuhan Investor di Papua Konsisten dan Semakin Inklusif
Jayapura – Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat, sepanjang 2025 pasar modal Indonesia menunjukkan ketahanan yang kuat.
Sejumlah indikator ekonomi seperti pertumbuhan ekonomi yang mencapai 5,04% yoy, tingkat inflasi yang terjaga di angka 2,86%, serta cadangan devisa di level USD 149,9 miliar menjadi fondasi penting yang menopang stabilitas pasar.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga mencetak kinerja positif dengan menembus rekor tertinggi sepanjang masa, yaitu 8.274,35 pada Oktober 2025.
Capaian tersebut menjadi sinyal bahwa pasar modal Indonesia tetap menjadi tujuan investasi yang menarik bagi investor domestik maupun asing.
BEI juga mencatat perkembangan pasar modal di tanah Papua yang menunjukkan tren peningkatan signifikan dalam beberapa tahun terakhir.
Hingga Oktober 2025, total jumlah investor atau Single Investor Identification (SID) di wilayah Papua telah mencapai 125.524 investor.
“Angka ini mencerminkan pertumbuhan minat masyarakat Papua terhadap investasi, yang meningkat seiring dengan intensitas kegiatan literasi dan edukasi yang terus diperluas,” kata Kresna Aditya Payokwa selaku Kepala BEI Papua, Selasa (2/12/2025).
Dia bilang, Provinsi Papua menjadi wilayah dengan jumlah investor tertinggi yakni 40.261 SID, disusul Papua Tengah 18.950 SID dan Papua Barat Daya 18.418 SID.
Sementara provinsi baru seperti Papua Pegunungan, Papua Selatan, dan Papua Barat juga menunjukkan pertumbuhan yang stabil.
Penyebaran jumlah investor yang semakin merata ini menandakan bahwa akses terhadap informasi dan fasilitas pasar modal semakin menjangkau banyak komunitas dan daerah, bukan hanya di perkotaan tetapi juga hingga wilayah kabupaten.
Dari sisi profil, sebutnya, investor muda menjadi tulang punggung perkembangan pasar modal Papua.
“Kelompok usia 18–25 tahun mendominasi jumlah investor baru, yang sekaligus menunjukkan bahwa literasi pasar modal telah menjadi bagian dari minat generasi muda Papua dalam merencanakan masa depan mereka,” kata Kresna.
Sementara dari sisi profesi, kelompok pelajar dan pegawai swasta tampil sebagai kontributor terbesar terhadap pertumbuhan jumlah SID.
“Tidak hanya dari sisi jumlah investor, Papua juga mengalami peningkatan aktivitas edukasi, “ kata Kresna.
Dia juga mengungkapkan, sepanjang 2025, BEI Papua telah melaksanakan 474 kegiatan literasi dan inklusi, mulai dari Sekolah Pasar Modal (SPM), edukasi di sekolah dan kampus, seminar publik, kegiatan komunitas, hingga program aktivasi aplikasi IDX Mobile.
“Program ini menjangkau lebih dari 219.000 peserta non-SPM dan hampir 18.000 peserta SPM,” imbuhnya.
Pencapaian ini menunjukkan komitmen BEI Papua untuk memastikan masyarakat memperoleh pemahaman investasi yang benar, terstruktur dan mudah diaplikasikan.
