JAYAPURA,- Anggota DPR Provinsi Papua, Dr. Ir. Alberth Merauje, A.Md.Tek., S.T., M.T., IPM., menegaskan komitmennya untuk mendorong hadirnya regulasi daerah yang berpihak pada pengembangan UMKM di kawasan perbatasan. Hal ini disampaikannya saat menghadiri pembukaan Border Trade Fair 2025 RI–PNG, yang digelar di Jayapura pada 9–11 Oktober 2025.
Kegiatan ini diinisiasi oleh Badan Pengelola Perbatasan dan Kerja Sama Provinsi Papua, dengan tema “From Border to Bridge: Connect, Collaborate, Create.” Acara tersebut menjadi wadah strategis memperkuat hubungan ekonomi, sosial, dan budaya antara masyarakat Indonesia dan Papua Nugini (PNG), khususnya di wilayah perbatasan seperti Skouw, Koya, dan Keerom.
Alberth Merauje menyatakan bahwa Border Trade Fair bukan sekadar pameran dagang, melainkan simbol nyata kerja sama dan persahabatan antarnegara.
“Kegiatan ini bertujuan memperkuat hubungan sosial dan budaya, sekaligus mempromosikan produk-produk UMKM di kawasan perbatasan. Ada pertukaran ekonomi, pameran perdagangan, hingga penampilan budaya dari kedua negara,” jelas Alberth kepada wartawan.
Ia menekankan pentingnya dukungan terhadap UMKM, mulai dari aspek legalitas, perizinan, hingga akses pasar. Menurutnya, keberlangsungan UMKM perlu dilindungi dengan kebijakan daerah yang progresif.
“Saya berkomitmen untuk mendorong regulasi daerah yang mendukung pengembangan UMKM perbatasan, termasuk aspek perizinan, pajak, dan promosi produk. Ini penting agar UMKM bisa berkembang dan masyarakat makin sejahtera,” tegas Wakil Ketua Fraksi NasDem DPR Papua ini.
Alberth juga menekankan pentingnya sinergi dengan instansi teknis seperti Bea Cukai dan Balai POM, untuk memastikan setiap produk yang dipasarkan telah melalui proses registrasi dan uji kelayakan, demi menjamin keamanan konsumen baik di Indonesia maupun PNG.
Selain aspek ekonomi, Alberth Merauje juga menyoroti pentingnya kerja sama budaya lintas negara. Menurutnya, kekayaan seni dan budaya lokal dapat menjadi daya tarik wisata sekaligus penguat identitas dan persaudaraan masyarakat perbatasan.
“Kita perlu membuat regulasi agar setiap bulan ada pesta budaya bersama. Seni, musik, dan tarian lokal bisa menjadi sumber ekonomi baru dan mempererat persaudaraan warga perbatasan,” ujarnya.
Kegiatan Border Trade Fair 2025 turut dihadiri perwakilan dari Kedutaan Besar Indonesia di Port Moresby, pejabat pemerintah dari PNG, serta jajaran Pemerintah Provinsi Papua, termasuk Asisten I Setda Papua. Selain pameran produk, acara ini juga dimeriahkan oleh fashion show, pertunjukan seni, dan kolaborasi budaya dari kedua negara.
Sebagai penutup, Alberth Merauje yang juga dikenal sebagai tokoh adat Papua, menyampaikan pesan kepada pelaku UMKM agar terus meningkatkan kualitas produk dan memperluas jaringan pasar.
“Daftarkan produk agar layak edar, tingkatkan kualitas, dan manfaatkan setiap peluang. Pemerintah wajib hadir membuka akses pasar, baik domestik maupun luar negeri. Dengan begitu, UMKM bisa tumbuh dan menjadi tulang punggung perekonomian masyarakat perbatasan,” pungkasnya.