Pasific Pos.com
Lintas Daerah

Masyarakat Asli Papua Kampung Buti Didorong Jaga Ekosistem Pesisir  

 

MERAUKE – Dalam upaya mewujudkan kawasan pesisir yang berkelanjutan dan mendukung konsep ekonomi biru, tim dosen Universitas Musamus yang diketuai oleh Reny Sianturi beserta anggota yaitu, Fransiskus Xaverius dan Nurliah belum lama ini melakukan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat dengan sasaran masyarakat di Kampung Buti.

Kegiatan tersebut fokus pada pemetaan potensi mangrove dan penguatan pemahaman masyarakat terhadap kelestarian mangrove bagi masyarakat asli Papua untuk mewujudkan kawasan pesisir berkelanjutan serta mendukung ekonomi biru di Kampung Buti Distrik Merauke Kabupaten Merauke Provinsi Papua Selatan.

Adapun anggaran yang digunakan bersumber dari Kementerian Perguruan Tinggi, Sains dan Teknologi Tahun Anggaran 2025. Berlangsung pada tanggal 9 Agustus yang melibatkan masyarakat asli Papua khususnya penduduk Kampung Buti yang selama ini hidup berdampingan langsung dengan kawasan pesisir dan hutan mangrove.

Pemetaan potensi mangrove dilakukan untuk mengidentifikasi sebaran jenis, kondisi ekosistem serta peluang pengembangan kawasan mangrove sebagai bagian dari sumber daya pesisir yang bernilai ekologis, ekonomis dan sosial. “Ekosistem mangrove merupakan benteng alami yang melindungi pesisir dari abrasi, sekaligus menjadi tempat hidup bagi berbagai jenis biota laut.

Namun tanpa pengelolaan yang baik dan pemahaman masyarakat, mangrove bisa mengalami kerusakan,” ujar Reny Sianturi. Dijelaskan bahwa melalui pendekatan partisipatif, masyarakat diajak untuk terlibat langsung dalam proses pembuatan pemetaan wilayah mangrove dengan memberikan informasi mengenai batas wilayah.

Edukasi juga diberikan mengenai fungsi mangrove bagi keberlanjutan lingkungan dan kontribusinya terhadap ekonomi biru, seperti potensi budidaya perikanan berkelanjutan, ekowisata dan hasil non kayu yang dapat dimanfaatkan tanpa merusak lingkungan.

Program ini sejalan dengan visi pembangunan daerah Papua Selatan yang berbasis lingkungan dan pemberdayaan masyarakat adat. Diharapkan, hasil pemetaan ini dapat menjadi dasar perencanaan kebijakan lokal serta pengembangan program pemberdayaan masyarakat berbasis ekosistem mangrove.

Dengan langkah-langkah ini, Kampung Buti diharapkan menjadi contoh desa pesisir yang mampu menjaga keseimbangan antara pelestarian lingkungan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui pendekatan ekonomi biru yang inklusif dan berkelanjutan.

Ketua Adat Kampung Buti, Wahyuni Winoto menyambut baik kegiatan tersebut. Diungkapkan pa bahwa masyarakat lokal memiliki kearifan dalam menjaga alam, namun tetap membutuhkan pendampingan agar bisa beradaptasi dengan tantangan zaman. “Kami ingin hutan tetap lestari, laut tetap ada ikannya dan anak cucu kami masih bisa hidup dari tanah ini,” ujarnya.(iis)