Jayapura,- Anggota DPR Papua yang juga merupakan Tokoh Adat Wilayah Port Numbay, Dr. Ir Alberth Merauje, A.Md.Tek., S.T., M.T., IPM menghadiri penutupan Festival Bergendaal II Tahun 2025 yang berlangsung di Lapangan Argapura, Kota Jayapura, Papua, Jumat, 12 September 2025.
Festival Bergendaal II 2025 yang digelar oleh Kelurahan Argapura, Kota Jayapura merupakan sebuah kegiatan tahunan yang bertujuan untuk membangkitkan semangat kebersamaan, juga mendorong partisipasi positif pemuda serta menghidupkan sektor UMKM di lingkungan masyarakat.
Legislator Papua yang dikenal sangat vokal dalam lembaga presentatif tapi juga peduli terhadap pangan lokal serta pemberdayaan masyarakat, menyampaikan apresiasi kepada Kepala Kelurahan Argapura, Emma Hamadi atas inisiatif karena kembali menggelar Fest Bergendaal II 2025.
Alberth Merauje menegaskan, bahwa dirinya hadir bukan hanya sebagai wakil rakyat, tetapi juga sebagai bagian dari masyarakat Port Numbay, khususnya 10 kampung adat.
“Apa yang terjadi di negeri ini, tidak bisa kita harapkan orang lain yang ubah. Hanya kita sendiri, yang sudah dipilih Tuhan untuk menduduki jabatan-jabatan strategis, sehingga harus ambil tanggung jawab untuk melakukan perubahan,”tandas Alberth Merauje kepada wartawan saat menghadiri undangan Festival Bergendaal II di Lapangan Bola Argapura Bawah.
Politisi Partai NasDem itu juga menyampaikan komitmennya untuk mendukung program-program masyarakat. Tidak hanya lewat doa, tetapi melalui dorongan kebijakan dan anggaran di tingkat DPR. Salah satunya adalah pengembangan olahraga usia dini untuk anak anak mulai tingkat SD, SMP, dan SMA di kampung-kampung Port Numbay.
“Kalau olahraga usia dini kita dorong dari sekarang, dalam 5 sampai 10 tahun ke depan, anak-anak Port Numbay bisa jadi orang-orang hebat,”tandas Merauje.
Bahkan, Alberth juga menekankan jika pentingnya mendukung kegiatan berbasis adat dan budaya. Hanya saja Alberth menyayangkan, masih ada program dengan alokasi anggaran nol rupiah untuk kegiatan adat, padahal adat adalah jati diri masyarakat Papua.
“Saya sudah minta agar program-program adat harus ditopang dengan anggaran yang cukup. Orang kumpul-kumpul itu bukan kosong, jadi harus ada makan dan minum. Tidak bisa dihitung nol,”tegasnya.
Terkait permintaan peningkatan DPA (Dana Pelaksanaan Anggaran) dari Lurah Argapura, Alberth menyatakan dukungannya. Menurutnya, DPA Rp100 juta saat ini bisa didorong naik menjadi Rp200–300 juta, namun tergantung sisa anggaran dan prioritas OPD.
“Untuk DPA, dari Lurah Argapura minta ditingkatkan dari DPA Rp100 didoromg naik menjadi Rp200–300 juta. Itu tergantung dari nilai-nilai yang ada, tapi sekarang kita juga harus melihat sisa dana yang ada, kita juga harus lihat DPA yang ada di OPD masing-masing. Sehingga kita akan tau, mana yang lebih prioritas, “terangnya.
Sementara itu, Kepala Kelurahan Argapura, Kota Jayapura Provinsi Papua, Emma Hamadi mengucapkan terimakasih atas kehadiran anggota DPR Papua, Dr. Ir. Alberth Merauje. Yang mana telah menyempatkan waktu untuk hadir ditengah tengah kesibukannya sebagai wakil raktyat.
“Dengan kehadiran beliau disini, kami hanya titip pesan kepada Dewan dari kami di Kelurahan Argapura, tolong lihat kami. Mungkin DPA kami bisa didorong untuk naik,” tuturnya.
“Bapak Alberth ini adalah tokoh Port Numbay yang telah lama kami kenal. Beliau pensiunan ASN yang kini menjabat di DPR, dan sangat peduli dengan hak-hak masyarakat, baik di Port Numbay, Jota Jayapura, maupun secara luas di Papua dan Indonesia,”sambungya.
Dalam kesempatan itu, Ema juga menitipkan harapan agar anggota dewan dapat mendorong peningkatan DPA untuk mendukung kegiatan serupa di masa mendatang.
“Titip pesan kepada Dewan dari kami di Kelurahan Argapura, tolong lihat kami. Mungkin DPA kami bisa didorong untuk naik,” imbuhnya.
Dengan demikian, Lurah Emma pun menjelaskan, bahwa “Berhendaal” berasal dari bahasa Belanda yang berarti gunung dan lembah, sesuai dengan topografi Argapura. Nama ini juga memiliki nilai sejarah karena dahulu wilayah ini dikenal dengan nama Berhendal sebelum menjadi Argapura.
“Jadi, Festival ini adalah upaya kami untuk menghidupkan kembali semangat masyarakat, terutama mendorong ibu-ibu pelaku UMKM agar bisa memamerkan dan menjual produk mereka, tidak hanya berdiam di rumah,”pungkasnya.
Lanjut dikatakan, selain pameran UMKM, festival ini juga dirangkaikan dengan berbagai pelayanan publik langsung, seperti pelayanan dukcapil (gratis), pendaftaran hak cipta, pembayaran PBB, serta sosialisasi distribusi sampah, di mana masyarakat dikenakan iuran Rp50.000 untuk mendukung program kebersihan dan layanan pemerintah kota.
Tak hanya itu ungkap Emma Hamadi, Festival Berhendal II ini juga diisi dengan berbagai kegiatan yang telah berlangsung sejak beberapa waktu sebelumnya, seperti: Turnamen sepak bola gawang mini antar RW, Jalan santai
Dijelaskannya, Top show bersama Kanwil Hukum dan BNN, sebagai bagian dari gerakan Argapura Bersinar (Bersih Narkoba)
Menurutnya, kegiatan ini juga menjadi momentum untuk mendaftarkan hak kekayaan intelektual (HKI) atas nama Festival Berhendal dan grup vokal lokal Trio Numbay, sebagai bentuk pemberdayaan anak muda OAP (Orang Asli Papua).
“Hari ini kegiatan kami tutup dengan semua Pelayanan, dan selanjutnya kegiatan ini akan berkelanjutan untuk berhendaal III tahun 2026, kami melihat DPA kami bisa berubah atau mungkin bisa tambah di Perubahan,”ucapnya.
Kendati demikian, ia berharap, dengan adanya kegiatan ini warga Argapura bisa keluar dari zona yang selama ini orang bilang Argapura merah agar bisa menjadi Argapura yang zonanya hijau.
“Saya punya warga Argapura dengan kakak yang jumlah 1000 lebih itu 80% adalah OAP, saya yang sebagai perempuan Papua atau mama kalau saya tidak kasih rubah ini siapa lagi, kalau bukan sekarang kapan lagi. Untuk itu saya harus turun dan kegiatan ini dibuat,” pungkasnya. (Tiara).