Jayapura – Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Agama (Kemenag) Provinsi Papua melalui Tim Organisasi Tata Laksana (Ortala) dan Kerukunan Umat Beragama (KUB) menggelar kegiatan Pembinaan Kaum Perempuan sebagai Aktor Kerukunan dalam Masyarakat, yang berlangsung di Hotel Horison Kotaraja, Kota Jayapura, pada Senin (14/7/2025).
Kegiatan ini menegaskan pentingnya peran strategis perempuan dalam menjaga dan memperkuat kerukunan umat beragama di Tanah Papua.
Kepala Kanwil Kemenag Provinsi Papua, Klemens Taran, menyampaikan apresiasi atas kehadiran para tokoh perempuan lintas agama dan latar belakang sosial.
Dia menekankan bahwa perempuan memiliki peran vital sebagai penjaga nilai kedamaian di tengah keluarga dan masyarakat.
“Perempuan adalah penopang kehidupan, pembawa kasih, dan sumber ketenangan saat krisis melanda. Dengan kepekaan sosial dan intuisi yang tajam, perempuan mampu menjadi perekat harmoni sosial dan meredam potensi konflik sejak dini,” ujarnya.
Kakanwil juga menyoroti pentingnya penguatan moderasi beragama yang harus dijalankan dengan menjaga keseimbangan dalam kehidupan beragama.
Dalam konteks budaya lokal, Kakanwil menggambarkan moderasi dengan istilah dalam bahasa Enggros: “tidak terlalu ke kanan, tidak terlalu ke kiri, tapi berada di tengah.”
Menurutnya, pelibatan perempuan dalam forum-forum lintas iman merupakan langkah nyata dalam memperkuat ketahanan sosial masyarakat.
“Kementerian Agama terus memperluas ruang partisipasi perempuan dalam membangun kehidupan beragama yang inklusif dan damai,” tegasnya.
Sebelumnya, Ketua Tim Ortala dan KUB Kanwil Kemenag Papua, Elisabet Maru Toding Bunga, dalam laporan kepanitiaannya menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari komitmen bersama dalam memperkuat peran strategis perempuan sebagai agen perdamaian, jembatan sosial, dan pemersatu masyarakat multikultural.
Elisabet menjelaskan bahwa pelaksanaan kegiatan ini mengacu pada sejumlah regulasi nasional, seperti Undang-Undang tentang Penghapusan Diskriminasi terhadap Perempuan, Hak Asasi Manusia (HAM), Pemerintahan Daerah, serta Peraturan Menteri Agama terkait strategi pembangunan keagamaan yang inklusif dan pelibatan kelompok rentan.
“Secara umum, kegiatan ini bertujuan menumbuhkan dan memperkuat peran perempuan sebagai agen perdamaian dan jembatan komunikasi antarumat beragama,” ujarnya.
Beberapa tujuan spesifik kegiatan ini antara lain meningkatkan kapasitas perempuan dalam dialog lintas agama, mendorong partisipasi aktif dalam forum kerukunan, serta membekali perempuan dengan keterampilan dalam menanamkan nilai toleransi di lingkungan keluarga dan komunitas.
Sebanyak 30 peserta perempuan dari berbagai latar belakang agama mengikuti kegiatan ini. Peserta akan menerima materi dari sejumlah narasumber, termasuk Kepala Pusat Kerukunan Umat Beragama Kemenag RI, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Anak Provinsi Papua, serta Kepala BKKBN Provinsi Papua.
Kegiatan dilaksanakan dengan metode presentasi dan diskusi interaktif, dan seluruh pembiayaannya bersumber dari DIPA Kanwil Kemenag Provinsi Papua.
“Melalui kegiatan ini, kami berharap dapat terwujud masyarakat Kota Jayapura yang damai, inklusif, dan harmonis, dengan perempuan sebagai aktor utama dalam merawat kerukunan,” pungkasnya.
Kegiatan ini dihadiri oleh para pejabat administrator Kanwil Kemenag Provinsi Papua, para peserta kegiatan dan anggota tim Ortala dan Kerukunan Umat Beragama Kanwil Kemenag Provinsi Papua.