MERAUKE,ARAFURA,-Dekan FKIP UNMUS, Yeni Pasaribu mengemukakan bahwa program Penugasan Dosen di Sekolah (PDS) yang dilaksanakan oleh UNMUS tahun ini tuntutannya lebih luas. Cakupan tahun ini memang lebih berat sebab tahun lalu hanya berkisar perangkat dan video pembelajaran, namun tahun ini ditambah lagi dengan video testimoni. Jika tahun lalu harus dipublikasikan di jurnal-jurnal namun tahun ini, paling tidak harus ada satu atau dua yang dipublikasikan pada jurnal internasional bereputasi.
“Dengan tuntutan yang semakin berat ini maka kita harus dapat melaksanakan dengan lebih baik dan saya yakin dosen kita mampu. Selain PDS, kami juga melaksanakan program general education. Kami juga masih menunggu realisasi dari dua program kegiatan lagi yag sudah diajukan,”terang Yeni saat membuka rapat koordinasi LPTK dan sekolah mitra dalam rangka PDS di ruang dekanat belum lama ini.
Lebih lanjut ia mengungkapkan, PDS sudah memasuki tahun kedua dan merupakan program dari Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi dari Direktorat Pembelajaran. Tahun lalu yang menjadi sekolah sasaran antara lain SMAN 2, SMAN 3, SMK Tanah Miring, SDN 2, SMPN 1 dan SMPN 2. Sebanyak 20 dosen yang ditugaskan dan hasilnya dituangkan dalam sejumlah artikel yang sudah diterbitkan secara bersama antara dosen dan guru di berbagai jurnal FKIP UNMUS dan berbagai konferensi internasional.
Ia juga menegaskan bahwa PDS bukan berarti pihaknya ingin menggurui para guru tetapi justru ingin belajar dari para guru sehingga lebih mengetahui kondisi di sekolah dan belajar untuk mencari model pembelajaran yang terbaik di kelas. “Tahun ini kami mendapatkan kepercayaan kembali untuk melaksanakan program PDS namun dengan tuntutan yang lebih luas lagi. Tahun ini hanya tiga sekolah yang menjadi sasaran karena kegiatan terbagi dua yaitu PDS dan dosen yang telah melaksanakan PDS tahun lalu harus mengimplementasikannya dalam pembelajaran di jurusan. Untuk itu rapat yang dilaksanakan kali ini tidak hanya dengan sekolah mitra tetapi juga melibatkan ketua jurusan di jurusan-jurusan yang menjadi sasaran pada pelaksanaan PDS,”terangnya.
Sementara itu anggota tim PDS, Supriyadi mengemukakan bahwa berbagai permasalahan pendidikan di Indonesia perlu segera diatasi. Di antaranya program wajib belajar 9 tahun yang belum tuntas terutama di daerah 3T sehingga berbagai upaya dilakukan oleh pemerintah dalam hal ini melalui Menteri Pendidikan pada tahun 2018. Antara lain i mendorong integrasi literasi digital, mengupayakan pendidikan berkualitas dalam science, teknologi, seni dan matematika, menginteragrasikan ketrampilan kepemimpinan di seluruh kurikulum serta menyediakan pendidikan yang mendukung integrasi yang lebih baik seperti empati, toleransi, HAM, budaya, perdamaian dan pengembangan keberlanjutan dalam kurikulum.
Ia juga menjelaskan tentang sejumlah elemen utama bagi LPTK menuju standarisasi yang harus dipenuhi antara lain tata kelola, sistem rekrutmen kurikulum dan sistem pembelajaran, dukungan sarana dan prasarana, SDM dan yang paling penting adalah sekolah mitra. Khusus pada program PDS UNMUS tahun ini yang digandeng adalah SD Inpres Polder, SMP Yoanes 23 dan SMKN 3 Merauke. “Terkait dengan sistem penjaminan mutu LPTK maka kita harus bekerjasama dengan LP3M,”terang Supriyadi.