Pasific Pos.com
Opini

WISATA PAPUA GO INTERNASIONAL

Foto: Tempat Wisata Raja Ampat (Elysabeth Chrisye/d'Traveler)

Kekayaan alam yang luar biasa, tentu menjadi semangat tersendiri bagi pemerintah untuk mengelolanya. Ditunjang dengan masyarakat Indonesia yang gemar berwisata, baik kalangan generasi muda maupun lainnya, dapat menjadi magnet dan pendorong peningkatan pendapatan daerah serta peningkatan sektor perekonomian masyarakat di sekitar kawasan. Salah satu daya pikat wisata itu ada di Papua.

Barangkali masih ada yang mengingat ketika Presiden Joko Widodo berfoto dengan menggunakan sarung di Raja Ampat. Presiden lalu mengunggahnya di media sosial Instagram dengan caption, “Fajar perdana 2016, di dermaga Waiwo, Raja Ampat, tempat terbaik di dunia untuk snorkeling.”

Unggahan foto dari presiden itu seperti “mengamini” kekayaan dan keindahan di Raja Ampat. Di sana setidaknya terdapat 540 jenis karang, 1.511 spesies ikan, serta 700 jenis moluska.

Hal lainnya, di sana juga merupakan jantung pusat segitiga karang dunia (Coral Triangle) serta menjadi pusat keanekaragaman hayati laut tropis terkaya di dunia.

Pengakuan lainnya juga datang setelah kawasan wisata itu mendapat penghargaan sebagai tempat Tujuan Wisata Favorit 2011 versi Indonesia Tourism Award. Sementara pada 2015, Raja Ampat meraih penghargaan internasional, yaitu dinobatkan sebagai The Best Destination pada perheletan bertajuk Matka Nordic Travel Fair 2015, di Helsink, Finlandia.

Dari pantai, kita bergeser ke tempat yang lebih tinggi, di mana ditemukan satu-satunya tempat bersalju di Indonesia, yaitu Gunung Jaya Wijaya di Jayapura. Gunung ini menjadi fokus perhatian para penikmat ketinggian lantaran keunikannya tersebut.

Ketinggiannya mencapai 4.884 meter dari permukaan laut, menjadikan gunung ini sebagai gunung tertinggi di Indonesia dengan Puncak Jaya Wijaya atau Piramida Carstensz sebagai puncak tertingginya.

Gunung ini juga masuk dalam World Seven Summits atau 7 puncak tertinggi di dunia. Piramida Carstensz masuk dalam urutan ketujuh dalam daftar tersebut. Selain itu keunikan lainnya yaitu masuk dalam 5 pegunungan karst yang diselimuti salju.

Oleh sebab itu Piramida Cartenz merupakan lokasi pergunungan kars yang memiliki arti penting bagi Indonesia dan dunia.

Berikutnya ada Taman Nasional Lorentz yang terletak di 10 kabupaten Provinsi Papua. Wilayahnya mencakup ekosistem pesisir pantai sampai pegunungan. Hal ini menempatkan Taman Nasional Lorentz mempunyai kekayaan alam unik dan langka di dunia.

Sementara di Indonesia bahkan Asia Tenggara, kawasan konservasi ini merupakan ekosistem yang terlengkap dan disebut pula sebagai benteng terakhir yang memiliki hutan belantara. Ini tertuang dalam ASEAN Declaration on Heritage Parks yang ditandatangani oleh perwakilan dari negara-negara Asia Tenggara di Yangon Myanmar pada tanggal 18 Desember 2003.

Karena keunikan itu pula, kawasan Lorentz ditetapkan sebagai salah satu Situs Warisan Dunia (World Heritage Site) yang diresmikan dengan Surat WHG/74/409.1/NI/CS pada tanggal 12 Desember 1999.

Berdasarkan riwayatnya, ekspedisi Taman Nasional Lorentz sudah dimulai pada 1909 yang dipimpin Dr. H.A. Lorentz. 10 tahun berikutnya, kawasan ini ditetapkan sebagai Monumen Alam Lorentz pada masa pemerintahan Belanda. Ini merupakan pengakuan resmi pertama kali tercatat dalam sejarah Taman Nasional Lorentz.

Daya pikat wisata lainnya yaitu festival Lembah Baliem. Berada pada ketinggian 1.600 meter di atas permukaan laut, di kawasan ini merupakan tempat tinggal Suku Dani, Lani, dan Yali. Festival ini memperlihatkan simulasi perang antar ketiga suku yang dikemas dalam pertunjukan tarian yang sangat memukau. Festival bertaraf dunia ini ini digelar tiap tahunnya pada bulan Agustus.

Tahun 1989 merupakan awal mula festival ini berlangsung. Saat pertunjukkan berlangsung, kita juga bisa melihat parade budaya seperti musik tradisional, tarian, lomba perahu, dan demo membuat ukiran.

Itulah beberapa destinasi wisata yang ada di Papua. Siapa pun akan kagum dengan keindahan yang ada di bumi Cenderawasih ini, termasuk Putri Nere, Miss Papua 2006. Dalam podcast dengan tema “Papua adalah Kita,” dia mencoba mengurutkan objek wisata yang dikaguminya. “Pertama mau liat salju di Puncak Jaya. Kedua kamping di Taman Loren. Ketiga Festival Lembah Baliem, dan yang terakhir diving di Raja Ampat.” Link: xxx

Pemandangan dari Top View of Piaynemo, Raja Ampat, Papua Barat. (Foto: Republika/Fernan Rahadi

Dukungan Pemerintah

Sektor pariwisata sudah terbukti mampu memberikan kontribusi yang signifikan dalam pembangunan ekonomi nasional untuk memperoleh devisa. Menjadi bukti bahwa pada 2018, potensi wisata Papua mampu menyumbang 25% total kunjungan wisatawan secara nasional.

Pemerintah pun tak tutup mata akan hal ini dan berupaya terus untuk mengembangkannya melalui program Sail Raja Ampat pada tahun 2014. Program acara ini bertujuan mendorong dan mempercepat pariwisata bahari internasional. Untuk itu Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat berencana membangun infrastruktur guna mendukung kemajuan industri pariwisata di sana.

Penataan kawasan, jalan, penyediaan air baku dan air bersih, pengelolaan sampah, sanitasi, serta perbaikan hunian menjadi sasaran yang akan dibenahi. Penataan ini diharapkan bisa meningkatkan kenyamanan para pelancong yang datang serta meningkatkan kunjungan wisatawan. Karena bagaimana pun, wisata-wisata di Papua adalah permata, kebanggaan Indonesia yang akan terus dikelola dengan baik hingga dikenal di mancanegara.***