Jayapura – Kepala Bagian Administrasi Umum Pelni Jayapura, Bambang Irawan mengatakan, wilayah timur Indonesia seperti Bitung (Sulawesi Utara), Ambon (Maluku), Papua dan Papua Barat mendominasi pelayaran kapal Pelni sepanjang tahun 2018.
“Rute bagian barat Indonesia 20 persen, sedangkan bagian timur Indonesia 80 persen, “kata Bambang, Senin (25/2/2019).
Sementara sepanjang tahun 2018, pihaknya mencatat jumlah penumpang mengalami kenaikan dari 137.000 orang pada tahun 2017 menjadi 141.000 orang pada tahun 2018.
Meski jumlah penumpang mengalami kenaikan, namun jumlah kunjungan kapal mengalami penurunan dari 119 kali kunjungan pada tahun 2017 menjadi 117 kali kunjungan pada tahun 2018.
“Bulan Desember 2018 jumlah penumpang terbanyak dibandingkan bulan lainnya yakni sebesar 29.000 orang dari 25.000 orang pada tahun 2017, “katanya.
Bambang mengungkapkan, jumlah penumpang yang hanya naik 6 persen disebabkan beberapa faktor diantaranya maraknya penumpang tak bertiket di kapal penumpang Pelni setiap sandar di Pelabuhan Jayapura.
Penumpang yang tak bertiket (penumpang gelap), kata Bambang, kendati jumlahnya tak begitu signifikan, tapi sangat mempengaruhi operasional Pelni terlebih bagi kenyamanan penumpang di atas kapal.
Pihaknya berharap, otoritas di Pelabuhan Jayapura dapat memperhatikan hal tersebut lantaran tugas Pelni hanya menerima penumpang ketika tiba di atas dermaga atau sebelum naik ke kapal penumpang.
“Penumpang tak bertiket selalu ada setiap kapal Pelni sandar di Pelabuhan Jayapura baik yang akan berangkat maupun yang datang. Kami ingin Pelabuhan Jayapura tertib seperti Bandara Sentani, selain penumpang dilarang masuk, terlebih di Pelabuhan telah disiapkan jasa angkut barang penumpang, pengantar atau penjemput tidak boleh masuk sampai dermaga, “ucapnya. (Zulkifli)