Pasific Pos.com
Kabupaten Jayapura

Warga Sentani Timur Sambut Antusias Pembangunan Jalan Baru Alternatif

Dari Pencanangan Pembangunan Jalan Baru Telaga Ria – Nendali – Yabaso dan Deklarasi Perlindungan Kawasan Hutan Sagu Sepanjang Jalan Baru Alternatif

SENTANI – Bupati Jayapura, Mathius Awoitauw, SE., M.Si, melakukan pencanangan pembangunan (groundbreaking) jalan baru alternatif dari Telaga Ria-Nendali-Yabaso. Groundbreaking dilakukan di Kantor Distrik Sentani Timur, Kabupaten Jayapura pada Kamis (31/1/19) siang.

Groundbreaking tersebut dilakukan dengan cara penandatanganan dan juga penabuhan Tifa oleh Bupati Jayapura disaksikan oleh Kepala Distrik Sentani Timur Steven Ohee, S.IP, Kapolres Jayapura AKBP Victor Dean Mackbon, S.H., S.IK., M.H., M.Si. dan sejumlah tokoh adat maupun tokoh agama yang ada di Sentani Timur.

Pencanangan pembangunan jalan baru alternatif itu, juga dirangkai dengan deklarasi perlindungan kawasan hutan sagu sepanjang jalan baru tersebut.

Rencana penataan Kota Sentani dan juga perluasan tata kota di Kabupaten Jayapura melalui percepatan pembangunan jalan baru alternatif mendapat sambutan positif warga dari sejumlah kampung di Distrik Sentani Timur, khususnya di lokasi yang akan dilalui pengembangan proyek tersebut.

Sambutan itu terlihat saat Bupati Jayapura, Mathius Awoitauw, S.E., M.Si., tiba di lokasi pencanangan pembangunan jalan baru alternatif di Halaman Kantor Distrik Sentani Timur, Kabupaten Jayapura.

Kedatangan Bupati Jayapura disambut Kepala Distrik (Kadistrik) Sentani Timur, Steven Ohee, S.IP, bahkan warga setempat menyambut antusias upaya pembangunan jalan baru alternatif tersebut.

Menurut Steven, dengan adanya rencana pembangunan jalan baru alternatif dari Telaga Ria melawati Khalkote dan tembus ke Dapur Papua  di Kampung Nendali hingga kea rah Yabaso, tentu akan menimbulkan dampak ekonomi dan wisata yang luas, bahkan jalan alternatif ini juga merupakan jalan ekonomi sekaligus jalan wisata. Hal ini diyakini akan menunjang peningkatan kesejahteraan warga di tiga lokasi yang akan dilalui pembangunan proyek jalan baru alternatif tersebut.

“Jadi, masyarakat Sentani Timur tadi (kemarin siang) dengan antusias sekali menyambut pelaksanaan pencanangan pembangunan jalan baru alternatif, karena hal ini akan menimbulkan dampak positif bagi masyarakat di beberapa kampung yang ada di Distrik Sentani Timur,” tegasnya.

Ia juga mengaku masyarakat sangat merespon jika percepatan atau untuk pembangunan jalan baru alternatif ini segara dilaksanakan.

“Masyarakat kami tentu sangat respon untuk pembangunan ini dilakukan. Memang ada beberapa (masyarakat) yang masih keberatan, tetapi keberatan itu sudah bisa dijawab dengan pelaksanaan pencanangan pembangunan (groundbreaking) jalan baru alternatif dan juga deklarasi dari masyarakat adat Sentani Timur pada hari ini (kemarin),” ungkapnya.

Karena pemerintah hadir bukan untuk menyusahkan masyarakat, namun pemerintah selalu hadir untuk berpihak kepada masyarakat.

“Dikarenakan pemerintah beda dengan pengusaha. Nah, itu yang akan dilakukan dan jalan baru alternatif yang akan kita buka itu tetap jalan. Tetapi, hutan sagu yang ada sepanjang jalan baru alternatif kurang lebih sepanjang 6 km ini tidak diperbolehkan diperjualbelikan kepada siapapun untuk waktu yang tidak ditentukan dan sampai kapanpun. Karena hutan, tanah dan air itu bukan milik kita namu pinjaman dari anak cucu kita,” tandasnya.

Ditempat yang sama, Bupati Jayapura, Mathius Awoitauw, S.E., M.Si, meyakini keberadaan jalan baru alternatif ini akan memberikan andil yang cukup siginifikan dalam melayani pergerakan manusia, barang dan jasa khsusunya di jalur Sentani Timur ke Kota Sentani dan di Kabupaten Jayapura secara keseluruhan.

Lebih lanjut Bupati Mathius menyebutkan, pihaknya menyadari bahwa konsekuensi dari pembangunan itu pasti ada pengorbanan-pengorbanan lain. Oleh sebab itu, siapapun dia itu sudah hukum alam yang berlaku dimana-mana.

“Tapi, kita harus meminimalisir pengorbanan itu termasuk juga dusun Sagu. Namun jalan baru alternatif ini penting, karena jalan ini dibangun agar masyarakat punya akses untuk berusaha maupun berkembang, baik itu di bidang pariwisata, ekonomi dan lain sebagainya,” sambungnya.

Bupati Mathius menambahkan, pembangunan jalan baru alternatif ini untuk mendukung kelancaran pelaksanaan PON XX Tahun 2020 nanti. “Selain itu juga untuk melancarkan pelaksanaan PON 2020, maka kita upayakan pembangunan jalan baru ini,” bebernya.

Bupati Mathius menyebutkan, bahwa selama ini masalah utama dalam pembangunan infrastruktur adalah mengenai pembebasan lahan. Oleh karenanya ia menyampaikan, bahwa proteksi terhadap hak-hak masyarakat adat itu paling diutamakan oleh pihaknya.

“Karena kabupaten Jayapura selama lima tahun ini kita sudah bicara kebangkitan masyarakat adat. Yakni, mereka harus bangkit membangun dirinya sendiri, kerjasama dengan pemerintah untuk masa depan mereka. Jadi kita tidak pernah berhenti bicara akan hal itu,” tukasnya.