Madinah – Pelaksana Bimbingan Ibadah pada Sektor Bir Ali, Moh. Khusen, menjelaskan bahwa untuk keamanan dan kenyamanan, jemaah lanjut usia dan risiko tinggi faktor kesehatan diminta tetap tinggal di bus.
Dia akan membimbing jemaah tersebut melafadzkan niat, tanpa harus turun di kompleks Bir Ali. Jemaah yang sehat dan bukan lansia, umumnya turun, untuk berwudhu dan melaksanakan salat sunat di Masjid Miqat, Bir Ali.
“SOP pelayanan di Bir Ali, khususnya di poin ketiga itu ada untuk mempersilakan jemaah yang sakit, tidak kuat jalan jauh, lansia, risti untuk tetap di dalam bus. Kecuali yang sehat dipersilakan turun menuju masjid di dalam,” jelas dosen pada Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negari (UIN) Salatiga ini saat ditemui di Sektor Bir Ali-Madinah, Senin (12/5/2025).
Menurut Moh. Khusen, jemaah haji Indonesia sudah mengenakan pakaian ihram saat berangkat dari hotel di Madinah. Artinya, mereka sudah mandi ihram, mandi taubat, salat taubat, dan atau salat ihram. Ketika di Bir Ali, jemaah dapat melafazkan niat dari bus, tanpa harus turun.
“Nah, tentu layanan ibadah yang kami berikan khususnya untuk yang tadi tinggal di bis, itu terus kami koordinasikan. Di setiap bus yang di situ ada lansia yang sakit, yang tidak turun, kami datangi. Untuk kemudian kami ajak bersama-sama untuk mempersiapkan diri, berniat dimulai dari memperhatikan pakaian ihram yang dikenakan, baik untuk bapak maupun ibu, kita cek satu per satu. Setelah semuanya siap kemudian kami bimbing untuk melakukan niat umroh di dalam bus,” jelasnya.
Selanjutnya, Moh. Khusen akan berkoordinasi dengan pimpinan rombongan dalam bus, memastikan sudah belumnya jemaah yang turun dari bus melafalkan niat ihram, seusai salat di masjid.
“Kalau sudah, maka selesai, mereka siap berangkat karena yang tinggal dalam bus itu sudah saya bimbing. Kalau ternyata belum atau tidak jelas, maka saya langsung tanya ke pimpinannya untuk saya tawarkan untuk dibimbing untuk bersama-sama,” imbuhnya.
Atau ketika di situ sudah ada pembimbing ibadahnya, maka akan memberikan kesempatan pada pembimbing ibadah untuk membimbing niat ihrom bersama-sama di atas bus sebelum berangkat.
Senada dengan penjelasan Moh. Khusen, Gartaman, berupaya untuk meyakinkan jemaah dan berkoordinasi dengan para pembimbing ibadah pada masing-masing kloter bahkan bus, agar jemaah apalagi yang sudah mandi dan memakai kain ihram tidak perlu turun di Bir Ali, bahkan cukup untuk salat di dalam bis bagi lansia dan risti.
Gartaman adalah pelaksana layanan jemaah lanjut usia dan difabel yang bertugas di Sektor Bir Ali. Dia juga menjalankan tugas lain, membantu Moh. Khusen dalam layanan bimbingan ibadah jemaah.
Mengacu laporan sektor Bir Ali, pada hari pertama, Sabtu, 10 Mei 2025 tercatat 74 bus menuju Makkah dengan 2.846 jamaah. Di hari kedua, Minggu, 11 Mei 2025 ada 184 bus dengan 6.277 jemaah. Pada hari ketiga, Senin 12 Mei 2025 tercatat 203 bus dengan 8.256 jemaah. Total ada 17.379 jemaah telah memasuki Makkah menggunakan 461 bus.
Bir Ali, Sumur Ali, atau Zul Khulaifah, adalah miqat makani bagi calon jemaah haji dari arah Madinah, sebelum menuju Makkah. Maka Bir Ali adalah tempat yang sangat penting dalam ritual haji. Tak heran jika jemaah haji Indonesia banyak yang mengharuskan diri untuk turun di Bir Ali, melaksanakan salat sunnah taubat dan salat ihram. Toilet, kamar mandi, hingga masjid tersedia di Bir Ali. Kompleks kawasannya berdiri megah dan indah, dan terus dibangun hingga sekarang. Kesibukan pembangunan tampak di kompleks Bir Ali saat ini.
Editor : Syahriah Amir