Pasific Pos.com
HeadlinePendidikan & Kesehatan

UM Papua Diharap Menjadi Ruang Teduh di Bawah Kepemimpinan Baru

Suriel Mofu, Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah XIV menandatangani berita acara pelantikan rektor UM Papua.

Jayapura – Harapan besar disematkan pada kepemimpinan baru Universitas Muhammadiyah (UM) Papua. Dua tahun ke depan menjadi masa penting untuk menata kembali kampus ini, di bawah kendali rektor baru, Dr. Rustamadji, M.Si, yang resmi dilantik pada Selasa (2/9/2025).

Harapan itu disampaikan Suriel Mofu, Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah XIV usai pelantikan rektor UM Papua, Rustamadji.

Dia juga menyampaikan pesan. Suriel menekankan pentingnya menjaga suasana tenang dan harmonis di lingkungan kampus.

“Jadikan UM Papua sebagai ruang yang teduh, di mana akal sehat dan nurani dipertemukan,” ucapnya usai pelantikan yang berlangsung di kompleks Rusunawa UM Papua di Kota Jayapura.

Suriel mengingatkan seluruh civitas akademika untuk tidak terjebak pada provokasi ataupun tindakan yang merusak nilai persaudaraan. Dia juga mendorong mahasiswa, dosen, dan tenaga kependidikan untuk menyampaikan pendapat secara kritis dan santun, tanpa merugikan pihak lain.

Foto bersama usai pelantikan Rektor UM Papua. (Foto : Zulkifli)

Dirinya mengimbau agar ruang diskusi, baik di media sosial maupun forum kampus dipenuhi dengan narasi persatuan dan solusi, bukan hoaks atau ujaran provokatif.

“Dua tahun ke depan menjadi masa penting bagi UM Papua untuk melakukan konsolidasi dan penataan kepemimpinan,” ucapnya.

Suriel berharap seluruh pihak dapat mendukung perjalanan ini sesuai dengan ketentuan peraturan yang berlaku, sembari terus berdoa agar diberikan kekuatan menjalani masa transisi tersebut.

Rustamadji sebelumnya menjabat sebagai Rektor Universitas Muhammadiyah Sorong. Kini, dia dipercaya memimpin UM Papua untuk masa bakti 2025–2027, setelah dilantik oleh Prof. H. Achmad Jainuri, Ph.D, Wakil Ketua Majelis Diktilitbang Pimpinan Pusat Muhammadiyah.

Rustamadji mengungkapkan bahwa penunjukannya oleh pimpinan pusat membawa dua makna penting, yaitu tugas dan amanah. “Sebagai aktivis, menurut bahasa Islam, saya mendengar dan saya taat,” ucapnya.

Dia mengaku tidak menolak tugas tersebut, meski berat. “Jika saya menolaknya, saya khawatir akan menjadi contoh yang tidak baik dan dapat meruntuhkan wibawa Pimpinan Pusat Muhammadiyah,” tambahnya.

Rustamadji menyatakan siap melangkah bersama tim internal untuk membawa perubahan di UM Papua. “Kami belum sempurna, tapi kami harus melaksanakan amanah ini dengan sebaik-baiknya,” ujarnya.

Pelantikan yang berlangsung di kompleks Rusunawa UM Papua, Kota Jayapura, ini dihadiri sejumlah tokoh penting, di antaranya Wakil Wali Kota Jayapura Rustan Saru, Kapolsek Muara Tami AKP Zakarudin, Ketua Baznas Papua Merza Edi, serta perwakilan Bank Syariah Indonesia (BSI) Jayapura. (Zulkifli)

Leave a Comment