Manokwari, TP – Anggota Komisi D DPR Papua Barat menyayangkan belum adanya kuota penerimaan tenaga pengajar atau guru calon pegawai negeri sipil (CPNS) dalam beberapa tahun terakhir, khususnya untuk sekolah luar biasa (SLB) di wilayah Provinsi Papua Barat.
Menurut Trogea, seharusnya Pemprov, Pemkab maupun Pemkot di wilayah Papua Barat lebih memprioritaskan penerimaan tenaga pengajar untuk SLB. Sebab, ia menjelaskan, anak-anak yang belajar di SLB merupakan anak-anak dengan kemampuan terbatas dan sangat membutuhkan pendampingan dari guru.
“Sebenarnya kuota untuk pendidikan harus menjadi prioritas di semua jenjang, termasuk SLB. Di SLB ada manusia, maka membutuhkan guru yang profesional,” kata Trogea kepada para wartawan di kantornya, Kamis (17/1).
Dikatakannya, di samping guru yang harus profesional, kuantitas guru di SLB harus menjadi perhatian, karena mereka menangani anak-anak dengan kemampuan yang terbatas.
“Kuantitas guru juga harus diperhatikan, harus sesuai kebutuhan yang diperlukan. Kalau itu guru-guru honor, pemerintah juga harus menyediakan honor mereka. Selama ini kami lihat sudah berjalan,” kata Trogea.
Selain itu, ia juga berharap pemerintah memprioritaskan sarana dan prasarana, termasuk untuk SLB, apalagi SLB membutuhkan perhatian khusus. “Saya pikir Dinas Pendidikan yang lebih tahu masalah kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan di SLB,” katanya.
Untuk SLB di Manokwari, ia meminta Gubernur Papua Barat dan Bupati Manokwari bisa memberikan perhatian lebih untuk SLB. “Manokwari juga ibu kota provinsi, SLB juga ada di Manokwari, sehingga harus mendapatkan perhatian lebih,” pungkas Trogea. [SDR-R1]