MERAUKE,ARAFURA,-Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU), Marsekal TNI Yuyu Sutisna, SE, MM mengemukakan bahwa dukungan TNI AU untuk operasi kemanusiaan cukup besar bahkan melampaui dari apa yang sudah pihaknya rencanakan. Khususnya pada tahun 2018 lalu dengan terjadinya dua bencana di Lombok dan Palu dimana jam terbang untuk pesawat angkut menjadi semakin tinggi. Sebagai contoh pesawat angkut Hercules yang tahun lalu untuk alokasi bantuan sosial meningkat sampai 1.200%.
Oleh sebab itu pihaknya terpaksa harus mengambil jam yang lain demi untuk menolong korban. “Kami tidak menginginkan terjadi lagi bencana namun pihak kami harus selalu siap. Sebab ketika bencana di Palu, dalam kurun waktu 1-2 minggu pertama memang angkutan udara yang sangat berperan sebelum angkutan darat dan laut,”ujarnya pada acara ramah tamah dengan Forkopimda di Swiss-Belhotel, Rabu (13/2).
Lebih lanjut ia menjelaskan, untuk tahap pembangunan selain fokus di wilayah barat juga secara keseluruhan membangun di wilayah yang lain, sesuai dengan renstra yang sudah disusun oleh pejabat terdahulu. Jadi saat ini tengah dilengkapi meskipun diakui berbagai kendala kerap dihadapi sehingga pembangunan yang berjalan terkesan lamban karena untuk alutsista khususnya di lingkup AU cukup padat teknologi.
Dengan demikian banyak sekali ketentuan maupun regulasi yang harus dilalui. Meskipun yang dilakukan bukan perkara mudah, pihaknya bertekad untuk mempercepat hal itu karena pemerintah telah memberikan anggarannya. Namun demikian prosesnya memang cukup lama apalagi konsentrasi juga tengah difokuskan untuk membantu saudara-saudara yang ada di Papua yang masih sangat membutuhkan angkutan udara. “Oleh sebab itu kami konsentrasikan juga untuk membeli pesawat-pesawat angkut seperti Hercules yang terbaru dan helikopter,”ujarnya.