MERAUKE,- Prihatin dengan permasalahan pemulung yang terjadi di daerah ini, Wakil Bupati Merauke, Dr.Fauzun Nihayah, S.Hi, MH melakukan pertemuan dengan warga, dalam hal ini warga Asmat untuk berdiskusi dan mencari solusi bersama. Adapun lokasi pertemuan di pintu air kawasan pelabuhan Navigasi, Minggu (25/5). Tidak sendiri, wabup turut menggandeng pihak kepolisian dan Kodim untuk bersama-sama memperhatikan persoalan ini dengan bertemu warga secara langsung.
“Saya prihatin dengan kondisi pemulung yang kerap beraktifitas di seputar Kota Merauke. Oleh sebab itu pihak pemerintah berupaya mencari tahu permasalahan yang terjadi dan apa penyebab utamanya. Solusi juga akan diberikan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, “terangnya kepada wartawan di kantor Badan Kesbangpol Kabupaten Merauke, Senin (26/5).
Tentu tidak dapat dibenarkan jika aksi memulung tersebut sudah mengarah pada tindakan pencurian, dalam arti mengambil barang orang lain yang masih digunakan pemiliknya. Dalam pertemuan tersebut pihaknya melakukan diskusi dengan warga dan akhirnya diketahui bahwa masalah utama yang menjadi pemicu adalah rasa lapar sehingga mereka terpaksa bekerja sebagai pemulung untuk memenuhi kebutuhan makan sehari-hari.
Belum lagi persoalan gemar berjudi yang masih terjadi di kalangan warga sehingga uang yang seharusnya untuk menafkahi keluarga terkuras habis. Semua terkuak dalam pertemuan tersebut, oleh karena itu bersama pihak terkait pemerintah akan mengambil tindakan tegas terhadap tempat judi ilegal yang masih marak. Warga juga berharap kondisi yang ada bisa semakin membaik bahkan besar harapan mereka dapat diperkerjakan untuk bisa menafkahi keluarga.
Misalnya menjadi penyapu jalan atau pekerjaan lain yang masih memiliki peluang “Kami memiliki tanggung dalam hal ini karena mereka sudah ber-KTP Merauke. Termasuk tindakan terhadap penadah barang bekas dan besi tua yang membeli hasil mulung mereka. Saya sudah merencanakan minggu depan akan memanggil semua penadah. Selaku pemerintah daerah kami berusaha mengurai penyebab masalahnya lalu kita coba carikan solusi. Insyaallah ada jalan,”ujar wabup.
Sekedar diketahui saat pertemuan turut hadir Wakapolres Merauke, Kompol Dian Novita Pietersz, SIK yang turut menegaskan pentingnya etika dalam bekerja. Ia mengingatkan bahwa profesi sebagai pemulung adalah pekerjaan halal dan membantu lingkungan, namun harus dilakukan dengan mematuhi hukum dan norma sosial.
”Kita boleh mengambil barang bekas, tapi jangan ambil barang yang masih digunakan. Itu bisa berkonsekuensi hukum”. tegas Wakapolres. Ia juga mengingatkan agar para pemulung meminta izin jika memasuki halaman rumah orang lain. Hal serupa juga ditegaskan oleh Kasdim 1707/Merauke, Mayor Czi Khaidir Ilham, S.H., bahwa pekerjaan sebagai pemulung sejatinya memberikan kontribusi positif terhadap kebersihan kota namun harus dilakukan secara bertanggung jawab. ”Saudara-saudara membantu Dinas Lingkungan Hidup, tetapi jangan sampai mencoreng profesi ini dengan mencuri atau mengambil barang yang bukan haknya,”ujarnya.(Iis)