Pasific Pos.com
Papua Barat

Tahun 2018, Dinkes Manokwari Temukan 14 Kasus Baru HIV/AIDS

Manokwari, TP – Pada tahun 2018, Dinas Kesehatan Kabupaten Manokwari menemukan 14 kasus baru HIV/AIDS.

Ditemukannya kasus baru itu kemungkinan karena masyarakat semakin mengetahui informasi yang benar mengenai perilaku yang beresiko tertular HIV/AIDS, sehingga memeriksakan diri ke fasilitas pelayanan kesehatan.

“Ketika masyarakat itu mendengarkan, maka akan datang ke layanan untuk periksa dirinya. ‘Ah, mana kalanya satu-dua bulan lalu atau tiga bulan lalu saya berperilaku beresiko, saya harus memastikan diri saya beresiko atau tidak’. Tiga bulan pertama biasanya di situ karena tiga bulan pertama itu masa periode satu, dua bulan tidak ketemu nanti di tiga bulanan periksa baru kemungkinan bisa ketahuan,” jelas Kepala Bidang P2P Dinas Kesehatan Kabupaten Manokwari, Marthen Rantetampang kepada wartawan di ruang kerjanya, Selasa (2/4).

Selain itu, katanya, petugas kesehatan difasilitas pelayanan kesehatan selalu proaktif sehingga setiap kali pasien datang dan ada kemungkinan, akan langsung diperiksa dan di situlah akan ditemukan. Dari dua hal tersebut, katanya, petugas kesehatan di 14 puskesmas serta RSUD Manokwari dan Rumiktal Manokwari menemukan 14 kasus baru HIV/AIDS.

“Itu kasus baru. Kalau diakumulasikan dengan kasus tahun berapa itu sudah ratusan (kasus),” sebutnya.

Ditanya jumlah kasus HIV/AIDS di Manokwari mengalami penurunan atau peningkatan, dia mengatakan, justru peningkatan karena masyarakat semakin memperoleh informasi, sehingga secara sadar datang ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk memeriksakan diri. Selain itu, petugas kesehatan juga secara proaktif melakukan “pencarian” terhadap masyarakat yang beresiko tertular HIV/AIDS.

“Jadi peningkatan selalu ada,” sebutnya.

Dia mengemukakan bahwa jika kasus penyakit menular semakin meningkat berarti ada peningkatan aktivitas petugas kesehatan dan ada kesadaran untuk memeriksakan diri ke fasilitas pelayanan kesehatan. Jika kasusnya stagnan, menurut dia, kemungkinan masyarakat malas tahu dengan dirinya.

“Dengan demikian, dia fenomenanya seperti gunung es. Kasus sebenarnya banyak di bawah, cuma yang muncul sedikit,” katanya.

Sementara untuk tahun ini, tambahnya, kemungkinan belum ada temuan kasus HIV/AIDS baru. Pihaknya, kata dia, menggunakan aplikasi SIHA, sehingga laporan dari semua puskesmas terkait kasus HIV/AIDS terinput di aplikasi tersebut. Namun, dia mengaku belum melihat laporan terakhir.

Menurutnya, hampir di semua Tanah Papua kasus HIV/AIDS akan terus bertambah lantaran semakin membaiknya kualitas pelayanan di setiap pelayanan kesehatan.

“Dan ini yang mengancam kehidupan sebenarnya tervalensi meluas namanya di Tanah Papua. Bukan cuma di Papua Barat tapi Tanah Papua, jadi tidak ada alasan untuk tidak periksa,” tegasnya. (BNB-R3)