NABIRE – H – 6 Pelaksaan pemilihan umum Tahun 2019, Suku besar Yerisiam Gua mengancam akan memboikot pelaksanaan pesta demokrasi tersebut jika penyelenggara menambahkan Tempat Pemungutan Suara (TPS).
“Atas Nama suku, saya akan boikot pemilu tanggal 17 april nanti,” ujar Sekretaris Suku Besar Yerisiam Gua, Robertino Hanebora di Nabire, Rabu (10/04).
Dikatakan Hanebora, dari tahun ke tahun di Kampung Sima, jumlah jiwa di kampung ini tidak lebih dari 500 orang. Dan hampir setiap pemilu, Daftar pemili Tetap DPT selalu diatas 700 hingga 1.000 bahkan pemilu Tahun ini DPT sebanyak 1.718. dari jumlah tersebut sudah termasuk karyawan PT. Nabire Baru.
“Ini terindikasi ada permainan dalam jumlah DPT, sebab jumlah pemili di Sima hanya sekitar 300-san orang per data Suku tahun 2019. Dan karyawan Sawit hanya sekitar 200san orang,” tuturnya.
Sehingga kata Hanebora, pihaknya mempertanyakan rencana penyelenggara pemilu untuk menambahan TPS di Kampung tersebut. Sebab menurut dia, jika dua TPS saja tentu bisa menampung jumlah DPT yang ada di dalam Kampung.
Bahkan Rencana TPS pertama ini ada tiga. Dua di kampung Sima dan satunya lagi di di lahan sawit. Tapi ada rencana penambahan satu untuk kampung Sima menjadi tiga.
“Pertanyaannya, seberapa banyak orang di Sima. jangan sampai laporan ke KPU ada bahwa di Sima hanya tiga TPS, tetapi fakta di lapangan ada empat (termasuk lahan sawit). Maka satu TPSnya hilang kemana? Artinya TPS ini bisa hadir sebagai proyek untuk oknum tertentu,” katanya.
Sehingga dia meminta kepada penyelenggara pemilu untuk menjelaskan dengan baik dan transparan tentang rencana penambahan TPS. Bukan hanya di kampung Sima tetapi di seluruh Kabupaten Nabire.
“Jadi jika ada penambahan TPS nanti, saya mau tanya, kalau tambah apa alasannya. Dan kalau dikurangi apa alasannya sehingga kami mengerti,” tandasnya. (pas)