Pasific Pos.com
Papua Tengah

Suku Wate Gairahkan Sepak Bola Nabire

NABIRE – Suasana sore hari selama sepekan lalu di Lapangan Sapta Marga Kodim 1705/Paniai, berbeda dari sebelumnya. Sebuah turnamen sepak bola yang diselenggarakan oleh Badan Musyawarah Adat Suku Wate (BMA SW) Kabupaten Nabire, cukup menyedot perhatian masyarakat di daerah ini.

Banyaknya orang datang menyaksikan pertandingan pada setiap sore membuktikan bahwa masyarakat di kabupaten ini memang haus dengan kegiatan positif seperti turnamen sepak bola. Ini boleh jadi karena gairah sepak bola di daerah ini kian redup selama beberapa tahun terakhir, kecuali yang diselenggarakan komunitas masyarakat Dan mahasiswa dalam rangka usaha dana.

Kali ini, menurut ketua panitia HUT BMA SWA, Yohanes Wanaha, disepakati untuk adakan pertandingan sepak bola yang diikuti anak muda dari 10 kampung adat di Kabupaten Nabire, mulai dari Totoberi sampai Sima.

Kami selenggarakan sepak bola ini dalam rangka memeriahkan ulang tahun Badan Musyawarah Adat Suku Wate Kabupaten Nabire yang jatuh pada tanggal 17 Maret 2019,”jelasnya.

Tujuan lain, dengan turnamen ini anak-anak muda bisa salurkan bakat bermain sepak bola. Sebab banyak potensi pemain muda yang hingga kini belum terwadahi dengan baik, bahkan pemerintah dan otorita sepak bola di daerah belum memikirkan secara serius hal tersebut. Akibatnya, anak-anak terjerumus dengan kegiatan negatif seperti kenakalan remaja, minuman keras, seks bebas, aibon, narkoba, ganja, pencurian, dan lain-lain.

Turnamen ini diharapkan dapat menggugah hati pihak terkait untuk memikirkan kebangkitan sepak bola di Kabupaten Nabire.

Kita ketahui, tim Persinab sebenarnya pernah mengharumkan nama daerah hingga ke tingkat provinsi bahkan nasional. Persinab dianggap sebagai salah satu tim yang juga diperhitungkan. Sayangnya, belakangan namanya sudah tenggelam. Sekarang kita semua harus pikirkan untuk bangkitkan sepak bola, dan nama Persinab bisa kembali terangkat ke permukaan.

Didikan dari Persinab, beberapa pemain pernah berkiprah bersama klub elit di sepak bola nasional. Sebut saja, Deny Sembor, Yosep Iyai, Yahya Sosomar, Benny Erari, hingga terakhir Ricky Kayame berkibar bersama Persipura Jayapura sebelum hijrah ke Persib Bandung dan direkrut Persebaya Surabaya, yang kini berkostum Arema FC.

Harapan kami adalah pemerintah lebih aktif perhatikan sepak bola di Nabire,?pinta warga penggemar sepak bola.
Harapan tersebut karena BMA SW telah melepaskan lahan yang akan dipakai untuk bangun stadion sepak bola, meski hingga kini realisasinya belum ada.

Hal ini dibenarkan Alex Raiki, kepala suku Wate Kabupaten Nabire, Alex Raiki. Menurutnya, tanah adat sudah dilepaskan ke pemerintah daerah. Hanya saja, pihak tidak tahu mengapa pembangunan stadion belum dilakukan.

Padahal, pembangunan stadion harusnya diprioritaskan demi pengembangan bakat anak-anak muda di masa mendatang.
Untuk itu, Raiki menyatakan, pihaknya akan terus memberikan dukungan kepada anak-anak muda Nabire dalam menyalurkan bakat sepak bola, termasuk juga cabang olahraga lainnya.

Pelaku kepala suku, saya mendukung hal positif yang dilakukan anak-anak muda Nabire, baik suku asli maupun pendatang, kita tetap dukung untuk bisa kembangkan bakat mereka,”tuturnya.

Selain turnamen sepak bola, panitia HUT BMA-SW juga mengagendakan lomba balap perahu 15 PK yang diadakan Senin (15/3/2019). (ecu)