Wamena, – Sekda kabupaten Nduga Nemia Gwijangge mewakili pemerintah kabupaten Nduga menegaskan bahwa seluruh masyarakat Nduga yang saat ini sedang mengungsi akan mendapat perhatian khusus dari pemerintah. Hal ini disampaikan saat Nemia Gwijange menemui Tim Relawan Teratai Putih Papua dan guru-guru pengajar di sekolah darurat di halaman Gereja Weneroma, Kamis (14/).
Dihadapan para relawan, Sekda menegaskan bahwa setiap anak-anak yang berada di negara ini berhak untuk menerima pendidikan yang sudah diatur dalam undang-undang.
“Saya ucapkan terimakasih kepada semua Guru yang sudah mengajar anak-anak di halaman Gereja Weneroma ini, kami juga ucapakan terima kasih kepada Tim Relawan Teratai Putih Papua yang selama ini sudah mengakomodir anak-anak kita ini agar bisa melanjutkan sekolah lagi.
Anak-anak kita dalam waktu dekat sudah akan melaksanakan ujian nasional dan saya harapan kepada anak-anak kita yang sudah kelas 3 SMA, kelas 3 SMP dan kelas 6 SD agar bisa melanjutkan proses belajar mengajar di SD yang berada di Distrik Kenenyam kabupaten Nduga, sehingga proses ujian nasional bisa berjalan dengan baik, sedangkan untuk anak-anak kita yang masih duduk di kelas 1 dan 2 SMA, 1 dan 2 SMP dan kelas 1 sampai kelas 5 SD agar melaksanakan proses belajar mengajar di ruang kelas yang layak dan bisa menggunakan ruang kelas yang berada di Elekma dan Sinakma,” ujar Sekda tegas.
Sementara itu untuk penanganan masalah kesehatan Sekda telah memerintahkan Kepala Dinas Kesehatan agar menggunakan fasilitas Puskesmas Elekma yang sudah diberikan ijin oleh Bupati kabupaten Jayawijaya
“Saya juga sudah perintahkan kepada Kepala Dinas Sosial Nduga agar segera memberikan bantuan berupa beras kepada anak-anak dan masyarakat Nduga yang sementara ini berada di Elekma dan sekitarnya,” ujarnya menambahkan.
Mendengar penjelasan ini pihak perwakilan Gereja Weneroma mengatakan bahwa proses belajar mengajar di halaman Gereja Weneroma semuanya berjalan melalui proses. “Awal mula kami duduk bersama dan meminta kepada pimpinan gereja untuk bisa menggunakan halaman Gereja Weneroma ini digunakan menjadi sekolah darurat ini.
Apabila Bapak Sekda meminta agar anak-anak melaksankan proses belajar mengajar dipindahkan ke sekolah yang berada di beberapa ruang kelas yang dipinjamkan oleh Pemerintah kabupaten Jayawijaya seharusnya kita duduk semuanya dan berbicara ini dengan seluruh pihak baik Pemda Nduga, Jayawijaya dan pihak TNI-Polri sehingga semuanya berjalan dengan baik,” ujar perwakilan Gereja.
Mendengar pernyataan ini sekda Nemia Gwijange menegaskan bahwa untuk proses belajar mengajar sudah berkoordinasi dengan Pemda Jayawijaya dalam hal ini adalah Dinas P dan P untuk bisa menggunakan ruang kelas yang lebih layak bagi anak-anak untuk mendapatkan ilmu
“Untuk pertemuan dengan pihak gereja dan membicarakan masalah sekolah ini kami dari pemerintah kabupaten Nduga akan melaksanakan pertemuan sendiri untuk meminta agar anak-anak bisa pindah dan belajar di tempat yang lebih layak,” ujarnya.
Sementara itu dari Tim Relawan Teratai Putih Papua meminta agar segera dibangunkan sekolah semi permanen du lokasi pengungsian saat ini. “Kami meminta agar dibangunkan ruang kelas setengah permanen di halaman Gereja Weneroma, setelah terbangun kami akan bongkar sekolah darurat,” ujar perwakilan Tim relawan.
Mendengar permuntaan ini Sekda Nduga kembali menegaskan bahwa yang akan mengajar adalah guru guru dari Nduga. ” Kita bukan titip tetapi kita hanya menggunakan ruang kelas dan untuk yang mengajar itu adalah guru kita sendiri yang ditugaskan di beberapa sekolah di wilayah kabupaten Nduga. Anak-anak dibawa ke Kenenyam hanya kelas 3 yang akan mengikuti pelaksanaan ujian nasional,” ujar Sekda.
Dijelaskannya pula untuk membangun ruang kelas pemerintah tidak bisa membangun dikarenakan adanya batasan wilayah yang sudah di atur oleh undang-undang.
“Untuk ruang kelas itu hanya digunakan sampai masa ajaran tahun ini selesai setelah ini akan kembali ke daerah masing-masing. Dinas Pendidikan yang akan mengatur pelaksanaan teknis tentang pelaksanaan proses belajar mengajar menggunakan ruang kelas yang sudah di sediakan oleh Pemda Jayawijaya,” ujarnya.
Pertemuan dengan pihak relawan belum menemui kesepakatan, sehingga dijadwalkan akan ada pertemuan berikutnya.