Timika, Lembaga Pengembangan Masyarakat Amungme dan Kamoro (LPMAK) melaksanakan perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) yang ke-32 sebagai satu momentum wujudkan mandiri dan sejahtera yang harus dimulai dari dalam diri sendiri.
Hadir dalam HUT LPMAK, Sekertaris LPMAK Abraham Timang, Ketua Badan Musyawarah (BM) LPMAK Robertus Waropea, SH, Vice Presiden Community Development PT Freeport Indonesia Claus Wamafma, Uskup Keuskupan Timika Mgr John Philip Saklil, dan tamu undangan dan seluruh staf LPMAK.
Uskup Keuskupan Timika Mgr John Philips Saklil dalam renungan singkatnya menjelaskan, berbicara tentang mandiri dan sejahtera bukan sesuatu hal yang baru dalam kehidupan manusia, melainkan sudah dialami sejak dulu saat manusia mendiami bumi.
Namun kenyataan yang terjadi saat ini, banyak yang mengatakan masyarakat belum mandiri dan sejahtera. Menjadi pertanyaan yang membuat manusia menjadi tidak mandiri melalui karena adanya arus perkembangan zaman
Sebab kata Uskup, saat ini banyak masyarakat yang sudah terbiasa mengkonsumsi nasi ketimbang makanan pokok seperti sagu dan umbi-umbian, akibatnya banyak yang harus bekerja keras untuk mendapatkannya. Padahal tanpa didasari sejak dahulu manusia sudah hidup mandiri dan sejahtera ketimbang sekarang.
Sementara itu dalam konteks alkitabiah menjelaskan, kemandirian dan kesejahteraan berasal dari dalam diri, sehingga pada saat Yesus mengutus murid-murid-Nya untuk mewartakan agar bisa memberikan perubahan bagi diri pribadi dan juga bagi semua umat manusia.
“Jadi kalau kita bicara tentang kemandirian dan sejahtera apakah kita sudah mandiri atau sejahtera atau tidak, maka dalam perjalanan Yesus dia mau murid-muridnya bisa berubah supaya bisa memberikan perubahan bagi dunia,” kata Uskup.
Usai ibadah, Ketua Badan Musyawarah (BM) Lembaga Pengembangan Masyarakat Amungme dan Kamoro (LPMAK) Robertus Waraopea, SH dalam sambutannya mengatakan, “tema satu semangat satu tujuan untuk masyarakat mandiri dan sejahtera” harus didasari dengan kerja keras dan kerjasama dengan seluruh mitra untuk sebuah keberhasilan pengembangan masyarakat Amungme dan Kamoro dan lima suku kekerabatan yang ada.
Ia berpesan agar pencapaian yang telah ditorehkan berpuas diri, tetapi bagaimana, kekurangan-kekurangan yang terjadi bisa dijadikan introspeksi diri agar kedepan apa yang dilakukan lebih baik lagi dari pencapaian saat ini demi mencapai kemandirian dan kesejahteraan.
“Jadi marilah kita instrospeksi diri dan jangan berpuas diri agar masyarakat yang kita layani dapat mendapatkan manfaat dan kemandirian itu,” kata Robertus Waropea, SH.
Ungkapan yang sama di sampaikan oleh Vice Presiden Community Development PT Freeport Indonesia Claus Wamafma bahwa usia 23 merupakan usia yang sudah matang dalam menjajaki hidup, perlu berkaca dari kekurangan-kekurangan yang ada dan melakukan perubahan-perubahan yang dimulai dari pribadi masing-masing.
Karena banyak yang telah dilakukan, namun dari pandangan masyarakat apa yang dilakukan belum maksimal, sehingga pihak LPMAK harus peka terhadap kritikan dan terus bekerja untuk melakukan yang terbaik mulai dari pribadi masing-masing.
“Usia 23 adalah usia matang yang diterohkan dan ada banyak yang perlu kita perbaiki apabila ada perubahan dalam diri kita,” ungkapnya.
Ia berharap adanya sinergitas antara LPMAK, pemda dan instansi mempunyai visi dan misi yang sama untuk membangun masyarakat.
“Harapan kami mari kita lihat apa yang perlu diperbaiki kekurangan kemudian kita jalan dengan lebih baik. Kita berharap kedepa LPMAK Pemda sana semua pemangku kepentingan yang punya visi yang sama untuk mengembangkan,” harapnya.
Pada kesempatan yang sama Sekretaris Eksekutif LPMAK Abraham Timang, SE dalam sambutannya mengatakan, HUT LPMAK diibaratkan dengan pertumbuhan manusia yang mana telah beranjak dewasa, sehingga harus mandiri dalam segala hal.
Sehingga menjadi tantangan tersendiri bagi LPMAK agar lebih baik lagi, sebab pepatah mengatakan kedewasaan tidak datang seiring bertambahnya usia melainkan tugas yang diemban. Yang mana perubahan tersebut harus dimulai dari pribadi dan juga pembenahan sistem didalam lembaga.
“Tapi ada bisa tidak, ini menjadi tantangan bagi kita sebagai pengelola yang menjalankan Lembaga ini,” kata Abraham.
Selanjutnya dilakukan penyalaan lilin pemotongan kue dan penyerahan Bingkisan keadaan pemenang lomba. (Ricky)