Timika, – Prosesi adat dari berbagai suku se Nusantara Indonesia tampak mewarnai kemegahan pentahbisan Mgr. Bernardus Bofitwos Baru, OSA, sebagai Uskup Mimika yang baru.
Acara pawai adat di awali di jalan Cenderawasih pada Rabu (14/5) pagi ini sekaligus menjadi simbol harmoni antara nilai-nilai budaya lokal dan spiritualitas Katolik, mengukuhkan prinsip Sanauwon—budaya yang telah ada sebelum pemerintahan—sebagai landasan pelayanan manusia.
Prosesi adat dipimpin Aris Juan Bame selaku koordinator tari adat Maybrat, yang menyuguhkan tarian khas suku Maybrat sebagai bentuk penghormatan. Tak hanya itu, ragam budaya dari suku Moni, Mee, Amungme, Kamoro, hingga Jawa turut meramaikan perarakan mengantar Uskup terpilih. Pawai budaya ini menjadi penanda bahwa pelayanan gereja tidak terpisah dari akar tradisi masyarakat.
Harapan besar disematkan pada kepemimpinan Mgr. Bernardus, terutama dalam memperkuat kolaborasi antaragama dan menjaga kearifan lokal Papua.
Mgr. Bernardus Bofitwos Baru, OSA, dalam penyataannya menegaskan kembali komitmen untuk melanjutkan pelayanan inklusif.
“Pelayanan ke depan harus menjunjung persatuan. Budaya dan iman adalah dua sayap yang membawa kita pada kebaikan bersama,” katanya.
Acara ini juga menjadi momen penting bagi umat Katolik di wilayah Papua untuk memperkuat solidaritas, sambil merangkul keragaman adat sebagai kekuatan.
Dengan dukungan penuh dari masyarakat, Uskup baru diharapkan dapat membawa terobosan dalam menjawab tantangan spiritual dan sosial di Mimika.
“Ini bukti bahwa iman dan budaya bisa bersinergi. Semoga perjalanan Mgr. Bernardus diberkati untuk memimpin dengan hati,” tutur salah seorang peserta prosesi.