Pasific Pos.com
Papua Selatan

Polisi Militer Di Mata Untung Sangaji

Pemberian cinderamata oleh Untung Sangaji (foto:iis)

MERAUKE,- Kapolres Merauke, AKBP Ir.Untung Sangaji, M.Hum mengungkapkan bahwa hubungan persaudaraan antara TNI POLRI di tanah Anim Ha sudah berjalan dengan sangat baik selama ini. Sebagai sesama polisi, baik jajaran Polres Merauke dan Polisi Militer TNI Angkatan Darat senantiasa bersinergi dalam menjaga kamtibmas di daerah ini.

Termasuk mengawasi anggota di masing-masing jajaran, jika masih ada anak buah yang membandel dan melakukan pelanggaran. “Jadi yang kita hadapi adalah hal biasa dan sudah kita laksanakan sebagai aparat karena bukan perang. Nah, kalau benar-benar perang, justru itu yang saya tunggu. Kalau ada adik-adik kita yang nakal ya, kita cubit. Kalau masih tidak bisa dibilangin, kita tanya maunya apa,”terang Untung Sangaji pada acara pelepasan alih tugas Letkol CPM Mudhofar, S.Pd yang akan pindah tugas sebagai Den POM di Cirebon, Sabtu (25/6) di Mako Den POM XVII/3 Merauke.

Kapolres pemilik nama lengkap Ahmad Untung Surianata ini menambahkan, hubungan yang baik dan komitmen di antara kedua institusi, POLRI dan TNI AD sudah seperti pelajaran iman dan taqwa dari para ulama, pastor dan pendeta. Semua hal-hal baik ditekankan di dalamnya, namun tidak hanya itu karena pihaknya juga sudah belajar lebih dari itu yakni membantu mensejahterakan masyarakat.

“Saya juga pamit karena tidak lama lagi akan bergeser ke Jayapura.Terima kasih atas kerja sama yang baik antara saya dengan Komandan Den POM XVII/3 Merauke. Saya senang sekali bertemu rekan-rekan di sini, jujur saya bangga dan bahagia dengan tugas saya bersama kalian,”ujarnya.

Sekilas ia menyampaikan tentang kerja sama yang baik antara pihaknya dengan unsur TNI ketika beberapa waktu lalu terjadi propaganda sekelompok orang yang ingin menggaungkan referendum di Kabupaten Merauke.

Sebanyak 13 orang ditangkap saat itu bahkan buku kuning sebagai barang bukti yang mereka miliki berhasil disita. Pihaknya bersama jajaran TNI AD, AU dan AL bergabung dengan intel termasuk Densus berhasil mengungkap siapa mereka. Ia juga menegaskan bahwa dirinya masuk Papua sejak tahun 1987 setelah pulang dari Yugoslavia.

Ia juga mantan TNI AD dan selalu tegas kepada mereka yang membuat gerakan untuk referendum. “Tiba-tiba kejadian dan pas yang ketiga kalinya mereka lakukan. Akhirnya jam 3 pagi, saya bersama jajaran TNI mengepung lokasi mereka. Buku kuning untuk mengajak masyarakat memberontak sudah ada pada saya, bahkan sudah tertera di dalamnya siapa presidennya dan kepala kepolisiannya. Kita TNI Polri tidak tinggal diam dan tidak membiarkan ada yang bermain bintang kejora sini,”tegasnya.

Sementara itu Letkol Mudhofar mengemukakan bahwa dirinya bertugas di Merauke selama 19 bulan dan mengaku sangat menikmati tugasnya selama di tanah Anim Ha karena adanya sinegitas yang baik antara pemerintah, masyarakat serta TNI POLRI. Ia meminta jajaran yang ada di Den POM XVII/3 Merauke untuk tetap disiplin dan menjaga solidaritas di antara TNI dan POLRI.

Selama dirinya bertugas diakui tidak ada kasus yang menonjol dan ia meminta anggota TNI AD agar tidak melakukan pelanggaran. Direncanakan komandan baru penggantinya sudah mulai bertugas di Merauke awal Juli mendatang.**