Pasific Pos.com
Opini

PERSAINGAN INTERNAL DI BALIK AKSI KELOMPOK SEPARATIS OPM

Letkol Inf Dax Sianturi

“Intervensi” Lekagak Talenggen (kelompok Yambi) dan Militer Murib (kelompok Intan Jaya) masuk ke wilayah kelompok Johny Botak patut diduga sebagai upaya Lekagak Talenggen untuk merebut kursi pimpinan TPNPB OPM yang selama ini diduduki “Jenderal Besar” Goliath Tabuni. Menurut sumber yang mengenal dekat Lekagak, dia merasa terancam dengan “popularitas” Egianus Kogoya yang beroperasi di wilayah Kab. Nduga.

Lekagak membutuhkan suatu aksi yang benar-benar bisa mengangkat namanya diantara kelompok-kelompok separatis lainnya. Dan itu tidak bisa dilakukan bila Lekagak bertahan di Yambi yang notabene jauh dari perhatian publik.

Kedatangan kelompok Lekagak dan Militer Murib ke Tembagapura juga bertujuan untuk “mengganggu” posisi Johny Botak yang selama ini beroperasi di wilayah Tembagapura.

Terlebih lagi, baik Lekagak maupun Militer Murib, tahu persis bahwa tingkat kesejahteraan masyarakat Mimika jauh lebih tinggi dibanding masyarakat Puncak dan Intan Jaya.

Dengan melaksanakan aksi teror di Mimika mereka tentu berharap mendapat “keuntungan” yang lebih besar dengan cara memeras atau menjarah harta milik masyarakat yang ada di Mimika.

Lekagak juga menjalankan aksi liciknya untuk “menyingkirkan” kelompok Johny Botak. Dengan melakukan aksi di Tembagapura, Lekagak dengan sengaja memancing aparat untuk melakukan pengejaran dan penindakan terhadap kelompok separatis di Mimika yang jelas-jelas kebanyakan adalah berasal dari kelompok Johny Botak.

Dengan demikian Lekagak akan terlihat “bersih” di mata kelompok lainnya.
Sumber lainnya mengatakan bahwa Johny Botak sendiri sudah mencium akal licik dari Lekagak dan Militer Murib. Ketika mendengar kedatangan kedua kelompok yang berasal dari luar Mimika tersebut, Johny langsung memerintahkan anggotanya untuk “merapat” ke posisi kedua kelompok tadi.

Pada dasarnya, Johny ingin mengawasi sepak terjang kelompok dari luar Mimika. Baginya harga diri suku adalah segalanya. Tidak boleh ada kelompok dari luar Mimika yang menguasai Mimika.

Persaingan antar kelompok separatis ini tentunya sudah sejak lama berakibat pada penderitaan warga Papua. Aksi teror dan kekerasan yang dilakukan demi prestise kelompok telah memakan banyak korban baik dari pihak masyarakat maupun aparat. Sayangnya, tidak banyak orang yang jeli mengamati fenomena ini, meskipun sesungguhnya persaingan ini sudah menjadi rahasia umum di kalangan kelompok pendukung Papua Merdeka.