Manokwari, TP – Seperti diberitakan sebelumnya, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua Barat, berencana memperlebar badan Jl Drs. Esau Sesa sampai Maruni, dengan lebar badan jalan tambahan seluas 25 meter.
Rincianannya, dari as jalan yang ada sekarang, akan ditambah lebarnya 12,5 meter untuk jalur kiri dan 12,5 meter juga untuk jalur kanan, sehingga semuanya menjadi 25 meter. Dalam ukuran itu, sudah mengakomodir untuk median jalan, trotoar, drainase, dan lainnya.
Berdasarkan pengamatan Tabura Pos di lapangan, Selasa (19/2), ada beberapa fasilitas umum yang akan terkena dampak dari pelebaran jalan tersebut, salah satunya adalah pipa air milik Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Manokwari.
Direktur PDAM Manokwari, Bobby J. Wariori, yang dikonfirmasi di ruang kerjanya, kemarin, mengatakan, dirinya sudah mengetahui rencana tersebut dari pemberitaan media.
“Kami sudah tau rencana pelebaran jalan tersebut lewat media. Tapi terkait hal tersebut, sejauh ini belum ada instansi terkait yang datang koordinasi dengan kami,” kata Wariori.
Wariori menuturkan, pipa induk atau pipa utama milik PDAM yang sekarang berfungsi, sudah keropos, karena umurnya sudah ada sekitar 14 tahun dan berada disepanjang jalan yang direncanakan akan diperlebar tersebut.
“Saya kuatir, ketika ada tekanan terhadap pipa tersebut baik dari material ataupun dari alat berat, pipa yang kondisinya sebagian ada yang keropos, bisa saja bocor, seperti beberapa waktu yang lalu terjadi di Maripi dekat dengan lokasi Polda Papua Barat, dan juga di Andai dekat perumahan yang ada disana,” jelas Wariori.
Wariori mengutarakan, butuh waktu yang lama untuk memperbaiki pipa yang keropos dan dalam waktu perbaikan, pihaknya juga harus padamkan air dari sumbernya, sehingga pelayanan air bersih kepada masyarakat terganggu.
Lanjut Wariori, setelah selesai diperbaiki, masih butuh waktu hampir 24 jam menunggu air dari sumbernya dapat sampai ke bak-bak penampungan, baru bisa mengalir ke rumah-rumah warga.
“Itulah bila terjadi kerusakan di pipa induk. Memang disekitar Arfai itu, pipa utama kita tidak terlalu dalam, karena keterbatasan peralatan waktu menggali pada waktu dulu, sehingga sekarang terjadi kebocoran akibat tidak mampunya pipa menahan tekanan, atau karena ada aktivitas diatasnya,” jelas Wariori.
Bertolak dari pengalaman yang ada, Wariori berharap, diwaktu yang masih ada sekarang ini, pihaknya bisa dilibatkan dalam rencana pelebaran jalan dimaksud, minimal pihaknya mendapatkan konsep atau rencana pekerjaan tersebut, sehingga bisa melihat posisi pipa yang nantinya akan terkena dampak pelebaran.
“Kami di sini memiliki keterbatasan pipa untuk diameter tertentu, karena selain tidak tersedia di Manokwari, harganya juga cukup mahal. Sehingga, bila ada kerusakan dan harus ganti pipa, tentunya harus pesan dulu dari luar kota. Saya juga khawatir, kalau sudah dikerjakan dan pipa bocor, apalagi posisi bocornya di jalan aspal, tentunya akan sangat rumit memperbaikinya,” ungkap Wariori.
Kemungkinan juga, kata Wariori, selama proses pelebaran jalan, tentu akan berdampak pada pelanggan.
Pasti kata Wariori, pelanggan yang berada di daerah Kota Manokwari, semuanya tidak akan mendaparkan pelayanan air bersih dari PDAM, sebelum proyek itu beres, karena hanya itu lah pipa induk yang berfungsi.
Ketika ditanya pipa induk yang baru dikerjakan oleh Balai Wilayah Sungai (BWS) Papua Barat, apakah sudah berfungsi, Wariori mengatakan, sampai saat ini pipa tersebut belum berfungsi sama sekali.
“Kita sudah koordinasi juga dengan pihak BWS, tapi hasilnya begitu sudah, hingga saat ini masih belum berfungsi, jadi hanya pipa induk yang lama saja yang saat ini berfungsi,” jelas Wariori.
Direktur PDAM Manokwari ini menambahkan, pipa yang dibuat BWS, memang ditanam dalam dan pipanya masih baru, serta pengerjaannya menggunakan alat berat, sehingga seandainya berfungsi, tentu dapat membantu bila pipa yang lama dan sudah keropos, dalam perbaikan.
Wariori berharap, pihaknya dilibatkan dalam melihat rencana pekerjaan tersebut, sehingga bisa membantu dalam hal penjelasan jalur pipa dan juga dapat melihat seberapa besar nantinya kerusakan pada beberapa titik pipa utama kami.
“Tentunya bila kita dilibatkan dalam hal tersebut, kita juga dapat mengantisipasi dan dapat memberikan penjelasan kepada pelanggan kita nanti bila terjadi pemadaman air guna mendukung proyek pelebaran jalan tersebut,” tandas Wariori. [CR46-R4]