Timika, – Para pendulang tradisional melakukan pemalangan jalan di pertigaan gorong gorong dengan menggunakan kayu dan batu.
Pemalangan ini dilakukan karena hasil dari dulangan mereka tidak dapat dijual atau dibeli oleh pengepul emas tanpa alasan yang jelas.
Masyarakat pendulang emas tradisional meletakan batu dan kayu di depan toko emas Rezki Utama dan toko emas Cantik dengan harapan membuka toko emas tersebut agar masyarakat pendulang bisa menjual hasil dulangan emas.
Kabagops Polres Mimika AKP Andhika Aer dihadapan para pendulang mengatakan bahwa pihaknya menerima aspirasi masyarakat yang menanyakan alasan penutupan toko emas. “Saya minta kepada masyarakat untuk segera membuka akses jalan ini karena efek dari pemalangan ini sangat mengganggu arus lalu lintas. Dan bapak bapak silahkan kembali ke rumah masing masing,” ujar Kabag Ops.
Sementara itu masyarakat pendulang dihadapan Kabagops menyatakan bahwa tidak ada niat untuk memalang jalab namun ada orang-orang tertentu yang sengaja menutup toko emas. “Kami harap besok toko emas harus buka, bahwa perjanjian kemaren hari ini toko emas sudah buka tapi kenyataannya tidak,” ujar perwakilan pendulang.
Mendengar pernyataan para pendulang ini Kabagops mengatakan bahwa petunjuk dari Kapolres bahwa setelah kembali akan diadakan pertemuan dengan para pendulang tradisional.
“Bahwa hari ini belum ada solusi, sambil menunggu Kapolres datang dari Jayapura, untuk itu bapak kapolres sudah memanggil tokoh-tokoh para pendulang untuk dilaksanakan pertemuan,” ujar Kabagops.
Ketua Pendulang Tradisional , Simon menegaskan bahwa pihaknya meminta kepada pembeli emas agar tokonya di buka karena pendulang emas tradisional tidak bisa menjual hasil pendulangan. “Kami minta kepada pihak kepolisian agar tidak menangkap pembeli emas karena hasil pendulangan kami tidak bisa kami jual,” ujar Simon.
“Kami pendulang emas tradisional sudah 3 hari tidak bisa menjual hasil mendulang. Kami saat ini betul-betul kesusahan karena anak istri kami mau makan apa kalau hasil kami tidak dijual,” ujar Simon.