MERAUKE,ARAFURA, -Pencarian ABK yang hilang hingga kini masih terus dilakukan sejak Kantor Pencarian dan Pertolongan Merauke menerima laporan lewat surat dari sebuah perusahaan di Bali tentang seorang ABK kapal yang hilang di laut Arafuru belum lama ini. Seperti yang diketahui, 12 Juni lalu tepat pukul 15.53 WIT sore, Kantor Pencarian dan Pertolongan Merauke menerima laporan lewat surat dari sebuah perusahaan di Bali tentang seorang ABK kapal yang hilang di laut Arafuru. Surat dikirim perusahaan pemilik kapal yang berdomisili di Denpasar Bali tersebut pada awalnya ditujukan untuk Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Denpasar.
Namun melihat bahwa lokasi kejadian berada wilayah perairan Arafuru yang notabene masuk wilayah kerja Kantor Pencarian dan Pertolongan Merauke, maka surat tersebut lalu diteruskan ke Merauke untuk ditindak lanjuti. Dalam adapun isi laporannya, Ketut Widiarta selaku Kabag operasional PT. Sentral Benoa Utama dimana KM. Intan Laut 12 bernaung di dalamnya, menjelaskan bahwa kejadian hilangnya 1 (satu) orang ABK KM. Intan Laut 12 terjadi sejak tanggal 8 Juni lalu pukul 17.00 WIT. Kuat dugaan ABK naas tersebut jatuh ke laut (Man Over Board). Dalam suratnya juga, Ketut menambahkan bahwa saat ini KM. Intan Laut 12 dan 2 (dua) kapal lain di sekitar lokasi tengah melakukan upaya pencarian. Korban yang pada bulan Juli nanti baru akan berumur 20 tahun tersebut bernama Salman Alparizy berjenis kelamin laki-laki.
Menindak lanjuti informasi yang diterima, Kantor Pencarian dan Pertolongan Merauke segera menghubungi kantor Stasiun Radio Pantai Distrik Navigasi Merauke untuk menyiarkan berita keselamatan atau maklumat pelayaran (Mapel) pada kapal-kapal yang tengah berada di sekitar lokasi kejadian melalui frekuensi radio komunikasi. Upaya komunikasi langsung ke KM. Intan Laut 12 melalui frekuensi radio juga tetap dilakukan oleh Kantor Pencarian dan Pertolongan Merauke.
“Kita sudah mengirim perkiraan area pencarian hasil olahan aplikasi SAR MAP Basarnas kepada perusahaan pemilik kapal untuk diteruskan ke kapal-kapal mereka di laut sebagai acuan dalam pencarian. Selain itu kita juga terus berusaha bisa berkomunikasi dengan kapalnya langsung agar dapat mengarahkan titik fokus pencarian sesuai hasil olahan data SAR MAP tersebut,” ujar Raymond Konstantin,S.E selaku Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Merauke. Pihaknya berharap kapal-kapal yang saat ini sedang melakukan pencarian untuk tetap mencari namun tetap memperhitungkan kondisi cuaca ekstrim yang saat ini terjadi. Biar bagaimanapun keselamatan tim pencari tetap harus diperhatikan. Berdasarkan laporan cuaca dari Stasiun Meteorologi Mopah Merauke dalam laman websitenya, gelombang dengan ketinggian mencapai 3 (tiga) meter dengan kecepatan angin mencapai 25 knot berpeluang terjadi di laut Arafuru bagian timur atau di lokasi kejadian.