Pasific Pos.com
Kota Jayapura

Pemkot Jayapura Jadikan Distrik Muara Tami Kawasan Pertanian, Albert Merauje: Ini Kolaborasi Lintas Sektor

JAYAPURA – Pemerintah Kota Jayapura terus mendorong pengembangan sektor pertanian sebagai salah satu penopang ekonomi lokal. Terbaru, Pemkot menetapkan Distrik Muara Tami, termasuk wilayah Koya, Skouw, dan Mosso, sebagai kawasan pertanian unggulan.

Langkah ini merupakan bagian dari visi lima tahun Wali Kota Jayapura, Abisai Rollo, untuk menjadikan daerah perbatasan sebagai lumbung sayur dan buah lokal.

Dalam rangka mewujudkan program tersebut, Wali Kota Jayapura bersama Wakil Wali Kota Rustan Saru, jajaran Organisasi Perangkat Daerah (OPD), serta tim ahli pertanian dari Universitas Hasanuddin Makassar melakukan kunjungan lapangan ke Distrik Muara Tami hingga perbatasan RI-PNG.

Kunjungan ini juga diikuti oleh Anggota DPR Papua Dapil I, Dr. Ir. Alberth Merauje, yang menilai langkah tersebut sebagai bentuk kolaborasi lintas sektor.

“Program ini merupakan sinergi antara eksekutif, legislatif, dan bahkan yudikatif, dalam rangka mendukung pengembangan kawasan perbatasan menjadi sentra pertanian,” ujar Alberth Merauje.

Menurut Merauje, selama ini banyak tanaman seperti durian, alpukat, dan kelengkeng tumbuh subur namun tidak produktif. Oleh karena itu, kajian yang dilakukan oleh tim ahli pertanian sangat penting untuk menentukan jenis tanaman yang sesuai dengan kondisi tanah dan iklim di wilayah tersebut.

“Jika kita bisa optimalkan, sayur dan buah tak perlu lagi didatangkan dari luar. Bahkan, dalam jangka panjang kita bisa ekspor ke Papua Nugini,” tambahnya.

Sementara itu, Prof. Dr. Ir. Muh. Hatta Jamil, M.Si., yang memimpin tim dari Universitas Hasanuddin, menuturkan bahwa pihaknya tengah melakukan penelitian komprehensif, melibatkan berbagai disiplin ilmu seperti tanah, hidrologi, sosial ekonomi, dan pemetaan wilayah.

“Kami ingin memastikan bahwa tanaman yang dikembangkan benar-benar sesuai dengan kondisi lokal. Kearifan lokal juga menjadi pertimbangan penting dalam kajian ini,” jelas Prof. Hatta.

Ia menambahkan, hasil kajian ini diharapkan tidak hanya berdampak pada ketahanan pangan, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.

Dengan luas lahan yang masih potensial di kampung-kampung seperti Skouw dan Mosso, Alberth Merauje optimistis lima tahun ke depan akan ada perubahan signifikan di kawasan ini.

“Ini bukan hanya soal pertanian, tetapi tentang kemandirian, ekonomi lokal, dan harga diri masyarakat Papua,” tutupnya.

slot gacor

Leave a Comment