Manokwari, TP – Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Kabupaten Manokwari sudah mulai melaksanakan kegiatan pembangunan rumah bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR). Saat ini, progres pembangunannya sudah mencapai 30-50 persen.
“Sudah 30 persen dan ada yang sudah 50 persen. Sementara proses keuangan dilakukan karena kebanyakan menggunakan dana Otsus (Otonomi Khusus), sehingga kami menunggu pendropingan,” ujar Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Kabupaten Manokwari, Joni Towansiba, kepada wartawan di ruang kerjanya, Kamis (4/7).
Dia mengatakan, untuk MBR tahun ini ada 100-an unit rumah yang akan dibangun dan tersebar di semua distrik di Kabupaten Manokwari. Selain itu, ada juga pembangunan sarana air bersih, sanitasi, dan jalan lingkungan. “Semua distrik dapat bagian,” tegasnya.
Anggaran pembangunan setiap unit rumah tersebut itu, sebut dia berbeda. Sebab, ada rumah tipe 36 dan ada tipe 45. Untuk tipe 36, juga bervariasi tergantung lokasi atau medannya.
“Kalau dia agak jauh di daerah pegunungan, misalnya di daerah Mokwam beda jumlah anggarannya. Jika di kota setiap unit Rp 150 juta, maka di daerah pedalaman mungkin Rp 175 juta. Itu untuk tipe 36,” sebutnya.
Sementara untuk rumah tipe 45, kata Towansiba, anggarannya sebesar Rp 220 juta per unit sesuai dengan hasil penghitungan dari konsultan. “Dari semua itu, total anggaran yang tersedia Rp 7 miliar lebih,” imbuhnya.
Selain membangun rumah, pihaknya juga mendapat Dana Alokasi Khusus (DAK) untuk melakukan perbaikan atau rehab rumah warga di Distrik Manokwari Barat. “Untuk yang rehab ada 170-an unit. Tapi menggunakan sistem pemberdayaan. Jadi dana masuk di KPPN (Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara), dari KPPN ke kas daerah dan dari kas daerah langsung kepada rekening masyarakat yang menerima bantuan. Tim fasilitator hanya menyiapkan RAB (Rencana Anggaran Biaya) sesuai dengan dana yang tersedia,” jelasnya.
Untuk kegiatan rehab rumah warga, Ia mengatakan, satu unit rumah disediakan Rp 20-an juta, dengan rincian sebanyak Rp 2,5 juta untuk ongkos tukang dan sisanya untuk membeli bahan bangunan.
“Rehab sesuai kondisi rumah. Jika atapnya yang mau diganti, maka atap yang diganti. Setelah atap, jika papan perlu diganti juga, maka diganti. Sesuai dengan kondisi, dan RAB disesuaikan dengan dana yang tersedia. Jadi dana itu tidak melalui kami, tapi langsung dari pusat,” sebutnya lagi.
Tahun lalu, kata dia, program tersebut terbilang sukses, sehingga diharapkan tahun ini kembali sukses. “Mudah-mudahan tahun ini juga berhasil yang rehab itu untuk membantu masyarakat,” imbuhnya.
Sementara untuk pembangunan jalan lingkungan, kata Towansiba, tahun ini pihaknya memperoleh dana untuk membangun 5 kilometer (km) jalan lingkungan yang pembangunannya akan dilaksanakan di beberapa distrik seperti Distrik Tanah Rubuh, Prafi, dan sekitar Kota Manokwari. (BNB-R3)