Pasific Pos.com
Ekonomi & Bisnis

Papua Alami Deflasi, Ini Faktor Penyebabnya

Papua Alami Deflasi
Kepala Bidang Statistik Distribusi BPS Provinsi Papua, Bambang Wahyu Ponco Aji.

JAYAPURA, FP.COM – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Papua mencatat pada Maret 2020 terjadi deflasi sebesar 0,92 persen atau terjadi penurunan angka Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 104,22 pada Februari 2020 menjadi 103,26 pada Maret 2020. Dengan angka inflasi tersebut, maka laju inflasi gabungan 3 kota IHK di Papua tahun kalender (Maret 2020 terhadap Desember 2019) mencapai 0,09 persen dan laju inflasi year on year (Maret 2020 terhadap Maret 2019) mencapai 1,21 persen.

Deflasi gabungan 3 kota IHK di Papua pada Maret 2020 sebesar 0,92 persen terjadi karena adanya penurunan harga yang ditunjukkan dengan penurunan indeks pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar -1,90 persen; kelompok pakaian dan alas kaki sebesar -0,01 persen; kelompok kesehatan sebesar -0,11 persen; kelompok transportasi sebesar -2,61 persen; serta kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar -0,05 persen.

Kepala Bidang Statistik Distribusi BPS Provinsi Papua, Bambang Wahyu Ponco Aji menjelaskan faktor pendorong terjadinya deflasi tersebut adalah penurunan harga yang cukup signifikan pada beberapa komoditi antara lain tarif angkutan udara, cabai rawit, tomat, kangkung, bawang merah, dan lain-lain.

“Adapun komoditi yang mendorong laju inflasi antara lain emas perhiasan, kol putih/kubis, kacang panjang, ikan cakalang/ikan sisik, minyak goreng, dan lain-lain,” kata Bambang melalui keterangan tertulis, Rabu (1/4/2020).

Sementara itu, besaran andil masing-masing kelompok komoditi terhadap perkembangan inflasi Maret 2020 di Papua (gabungan 3 kota IHK) yaitu kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar -0,71 persen; kelompok pakaian dan alas kaki sebesar -0,001 persen; kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,00 persen.

“Kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,01 persen; kelompok kesehatan sebesar -0,002 persen; kelompok transportasi sebesar -0,30 persen; kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar -0,003 persen,” lanjut Bambang.

Kelompok komoditi terhadap perkembangan inflasi Maret 2020 di Papua (gabungan 3 kota IHK) lainnya, kata Bambang, kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 0,00 persen; kelompok pendidikan sebesar 0,002 persen; kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 0,01 persen; serta kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,08 persen.

Artikel Terkait

Pemprov Papua Komit Tekan Angka Pengangguran

Bams

Kesbangpol dan BPS Rilis Indeks Demokrasi di Papua

Bams

Trafik Bongkar Barang Menurun, Dimuat Meningkat Selama Semester Satu

Zulkifli

Arus Keluar Masuk Orang Melalui Dua Pelabuhan di Papua Turun Signifikan

Zulkifli

BPS : Terjadi Dinamika Demokrasi di Papua Selama 10 Tahun

Zulkifli

Perekonomian Papua Berdasarkan Besaran PDRB Rp48,03 Triliun

Zulkifli

BPS : Penduduk Miskin di Papua Bertambah Selama Enam Bulan

Zulkifli

Faktor Ini Pengaruhi Tingkat Ketimpangan Pengeluaran di Papua

Zulkifli

Impor Papua Terbesar dari Tiga Negara Ini

Zulkifli