Pasific Pos.com
HeadlineKriminal

Pangdam Cenderawasih : Prajurit Yang Terlibat Akan Ditindak Tegas Sesuai UU Yang Berlaku

Pangdam XVII/Cenderawasih saat memberikan keterangan pers (Foto : penrem 172/PWY).

Jayapura – Panglima Kodam (Pangdam) XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Teguh Muji Angkasa, S.E., M.M mengakui keterlibatan 6 orang prajurit TNI AD pada kasus pembunuhan dan muntilasi terhadap 4 orang warga sipil asal kabupaten Nduga Papua.

Pangdam menyampaikan keprihatinan dan turut berbelangsungkawa. “Memang betul telah terjadi pembunuhan dan telah ditemukan dua jenasah korban muntilasi. Saya turut prihatin dan berbelangsungkawa ” ujar Teguh Muji Angkasa, di Stadion Lukas Enembe, Senin (29/08/2022).

Dikatakannya pula, Panglima TNI dan KASAD telah memerintahkan agar dilaksanakan pemeriksaan terhadap enam prajurit tersebut dan ditindak tegas.

“Kami bekerjasama dengan Polda Papua bekerja sama untuk mengungkap fakta fakta yang terjadi sebenarnya. Dan kami TNI AD berkomitmen adalah hukum harus ditegakkan,” ujarnya.

Ditambahkannya pula jika dari hasil investigasi dan pemeriksaan menunjukkan keterlibatan maka akan diberikan sanksi tegas kepada prajurit yang terlibat sesuai dengan hukum dan perundang-undangan yang berlaku. “Sekali lagi saya katakan disini bila ada prajurit kami yang terlibat dalam proses atau tindakan pidana kriminal kami tidak akan memberikan toleransi apapun,” tegasnya.

Diterangkannya, saat ini Kodam XVII/Cenderawasih bekerjasama dengan Polda Papua sudah melakukan pemeriksaan dan investigasi. “Kami juga sudah mengamankan 6 prajurit yang terlibat,” ujarnya.

Dikatakannya pula untuk mengetahui motif kejadian ini masih menunggu proses pemeriksaan dan olah TKP yang dilaksanakan oleh pihak Polda.

“Ini info awal yang kami sampaikan kepada media agar tidak ada informasi yang simpang siur sehingga sumbernya nanti dari saya atau pihak Polda.

Kami akan lakukan semua dengan transparan. Termasuk indikasi indikasi jual senjata. Semua akan kami proses pendalaman dan pemeriksaan. Jual beli senjata adalah perilaku yang tidak benar,” ujarnya.

Ketika ditanya dari satuan mana, Pangdam secara tegas mangatakan bahwa keenam prajurit berasal dari Brigif 20 Kostrad. Sementara yang dibunuh adalah warga sipil biasa.