Pasific Pos.com
Ekonomi & BisnisHeadline

OJK Sebut Investasi Bodong Marak, Akibat Literasi Keuangan Masih Rendah

Ilustrasi investasi ilegal.

Jayapura – Kepala Bagian Pengawasan Lembaga Jasa Keuangan OJK Papua dan Papua Barat, Steven Parinussa mengatakan, hasil survey OJK tahun 2019, indeks literasi keuangan atau tingkat pemahaman masyarakat terhadap keuangan di Papua dan Papua Barat masih rendah.

Menurutnya, di Papua, indeks literasi keuangan hanya 29,13 persen atau terendah ketiga dari seluruh provinsi di Indonesia, demikian juga di Papua Barat yang hanya mencapai 28,87 persen.

“Artinya dari 100 orang yang disurvey, hanya 28 orang yang paham mengenai keuangan,” ucap Steven saat menghadiri peresmian Galeri Investasi (GI) Universitas Muhammadiyah Sorong (Unimuda Sorong) dan GI Universitas Amal Ilmiah Yapis Wamena (Unaim Yapis Wamena) secara virtual, Selasa (16/3/2021).

Masih rendahnya literasi keuangan tersebut, kata Steven, memicu maraknya investasi bodong atau illegal di Papua dan Papua Barat.

Dia berharap, kehadiran Galeri Investasi di beberapa perguruan tinggi di Papua dan Papua Barat yang kini telah berjumlah 15 GI dapat meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai investasi yang benar sehingga masyarakat tidak terjebak dengan investasi illegal.

Steven mengatakan, hingga posisi Desember 2020, jumlah investor Pasar Modal di Papua dan Papua Barat sebanyak 22.541 investor.

Meski masih tergolong sedikit jika dibandingkan nasional yang mencapai 3 juta investor, namun pertumbuhan investor di kedua provinsi tersebut terus meningkat, setiap tahun berada di atas 50 persen dan berada diatas nasional.

“Pertumbuhan investor tahun 2020 mencapai 103,91 persen dibandingkan tahun 2019. Tentu saja didukung oleh meningkatnya pemahaman masyarakat termasuk mahasiswa mengenai produk keuangan di Pasar Modal,” ucapnya. (Zul)