OJK : Pertumbuhan Industri Keuangan Papua Positif

Sorong – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatatkan kinerja Industri Keuangan Non Bank (IKNB) di wilayah Papua hingga Agustus 2025 tumbuh positif.

Sejumlah indikator utama, mulai dari perusahaan pembiayaan, pinjaman daring, dana pensiun hingga perusahaan penjaminan, menunjukkan penguatan dibandingkan tahun sebelumnya. Piutang perusahaan pembiayaan menjadi salah satu pendorong utama pertumbuhan.

Papua mencatat kenaikan 6,72 persen dibandingkan Agustus 2024, Papua Pegunungan naik 12,21 persen, Papua Tengah 7,10 persen, sementara Papua Selatan mengalami lonjakan signifikan hingga 126,28 persen.

“Peningkatan tajam di Papua Selatan dipicu oleh besarnya penyaluran pembiayaan alat-alat berat di wilayah tersebut,” ucap Kepala Bagian Pengawasan Industri Jasa Keuangan OJK Papua, Yosua Rinaldy, dalam media gathering di Sorong, Papua Barat Daya, Rabu (3/12/2025).

Pertumbuhan juga tercermin dari sektor Fintech Peer-to-Peer Lending. Penyaluran pinjaman daring yang pada Agustus 2024 sebesar Rp129 miliar, meningkat menjadi Rp150 miliar pada Agustus 2025, atau tumbuh 15,59 persen. Secara year to date, pertumbuhan mencapai 21,23 persen.

“Hal ini menunjukkan pinjaman daring dapat menjadi alternatif pembiayaan bagi masyarakat di wilayah Papua,” ujarnya.

Meski akses terhadap produk keuangan terus meningkat, Yosua menekankan pentingnya literasi keuangan masyarakat.

Menurutnya, pemahaman masyarakat terhadap produk yang digunakan harus diperkuat agar pertumbuhan tidak menimbulkan risiko baru.

Sektor dana pensiun juga mencatatkan kinerja positif. Total investasi pada Agustus 2025 tumbuh 8,54 persen menjadi Rp2,28 miliar dari sebelumnya Rp2,10 miliar pada Agustus 2024. Secara year to date, pertumbuhan mencapai 8,13 persen.

Sementara itu, outstanding perusahaan penjaminan di enam provinsi wilayah Papua sempat turun secara tahunan sebesar 15,49 persen. Namun secara year to date meningkat 61,62 persen.

Outstanding yang pada Agustus 2024 mencapai Rp219,2 miliar, sempat melemah menjadi Rp114,6 miliar pada Desember 2024 dan kembali naik menjadi Rp185,3 miliar pada Agustus 2025.

Di sisi pasar modal, jumlah rekening Single Investor Identification (SID) turun dari 67.054 pada September 2024 menjadi 45.905 pada September 2025.

Meski demikian, OJK mencatat bahwa secara persentase, Papua tetap memiliki proporsi investor lebih tinggi dibanding Papua Tengah dan Papua Pegunungan karena jumlah penduduknya lebih kecil.

“Ini menjadi perhatian kami dalam upaya pemerataan literasi dan inklusi keuangan,” ujar Yosua.

Dia menambahkan, OJK bersama Bursa Efek Indonesia terus bersinergi meningkatkan edukasi dan partisipasi masyarakat dalam pasar modal.

“Harapan kami tren pertumbuhan investor dan transaksi pasar modal terus berlanjut setiap tahun, karena hal ini mencerminkan meningkatnya literasi dan inklusi keuangan masyarakat,” kata Yosua. (Haikal)

Related posts

PLN UIP MPA Tegaskan Komitmen Percepat Pembangunan Infrastruktur Ketenagalistrikan

Fani

New XL750 Transalp, Teman Eksplorasi Jalanan dengan Tampilan dan Fitur Terbaru

Fani

KPU Papua Pastikan Pilkada Berjalan Aman dan Lancar

Bams

Momen Tahun Baru Imlek, Horison Kotaraja Berikan Harga Spesial

Fani

Hadirkan Jaringan dan Layanan Broadband Terdepan, Telkomsel Siap Sukseskan Pemilu 2024

Fani

Hiswana Migas Pastikan SPBU tetap Buka Pelayanan di Hari Raya

Fani

Leave a Comment