Pasific Pos.com
Nasional

Moeldoko Ungkap Potensi Kerja Sama Indonesia dengan Korea Selatan di Bidang Pertanian

Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menjadi pembicara pada acara “The 50th Anniversary of Korea-Indonesia Diplomatic Relations Maekyung Indonesia Forum, Jakarta.

Jakarta – Kepala Staf Kepresidenan Dr. Moeldoko menyampaikan, peluang kerja sama antara Indonesia dengan Korea Selatan di bidang pertanian masih besar, dan memiliki ruang untuk dikembangkan ke aspek lainnya. Seperti investasi dan perdagangan.

“Terlebih pada lima tahur terakhir ini, nilai perdagangan produk pertanian antara Indonesia dengan Korea Selatan terus meningkat,” kata Moeldoko, saat menjadi pembicara pada acara “The 50th Anniversary of Korea-Indonesia Diplomatic Relations Maekyung Indonesia Forum, di Jakarta, Selasa (16/5).

Sebagai informasi, nilai total perdagangan produk pertanian antara Indonesia dengan Korea Selatan pada 2018 sebesar US$ 18,65 miliar. Jumlah tersebut mengalami kenaikan pada 2022, yakni sebesar US$ 24,65 miliar. Di mana Indonesia mengimpor produk agrikultur dari Korea Selatan yang didominasi produk buah-buahan. Sementara produk agrikultur unggulan Indonesia ke Korea Selatan, diantaranya kopi dan rempah-rempah.

Menurut Moeldoko, ada beberapa bentuk kerja sama antara Indonesia dengan Korea Selatan di bidang pertanian yang bisa dilakukan ke depan. Yakni, pertukaran teknologi, investasi dan kerja sama bisnis, pelatihan dan pendidikan, riset dan pengembangan, serta peningkatan intensitas perdagangan dan value chain.

“Melalui kerja sama ini, Indonesia dapat meningkatkan ekspor produk pertanian dan memperluas akses ke pasar korea selatan,” terangnya.

Ketua HKTI ini menilai, untuk mewujdukan kerja sama tersebut diperlukan dukungan dari pemerintah Indonesia dan Korea Selatan. Diantaranya, melakukan percepatan harmonisasi peraturan perundangan turunan dari ratifikasi Indonesia-Korea Comprehensive Economic Partnership (IK-CEPA), mendorong kerja sama business to business dengan memberikan berbagai kemudahan, serta mendorong pola perdagangan dan investasi yang saling menguntungkan antara kedua negara.

“Agenda ini sejalan dengan pemikiran para pemimpin ASEAN ketika berkumpul di Labuan Bajoa beberapa hari lalu, yang dimana pertemuan tersebut mengampanyekan bahwa ASEAN is Epicentrum of Growth,” tutupnya.