MERAUKE,ARAFURA,-Kabid Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura Kabupaten Merauke, Ir.Daniel Hiariej mengemukakan bahwa selama ini benih padi tidak pernah didatangkan dari luar Merauke karena benih dari luar perlu melalui tahapan uji adaptasi terlebih dahulu. Pasalnya benih dari luar belum tentu cocok di daerah ini. Tidak semua benih yang cocok di daerah lain dapat cocok di Merauke. Misalnya saja jika di daerah lain dapat menghasilkan 5 ton beras maka belum tentu di Merauke hasilnya sama.
Oleh sebab itu benih yang dikembangkan di Merauke semua berasal dari penangkal asal Merauke yang merupakan binaan dinas. Jumlahnya sebanyak 61 penangkar dan akan memenuhi kebutuhan benih padi, baik untuk musim tanam rendengan maupun gadu. “Jadi untuk benih sudah tidak ada masalah. Namun benih dari luar patut diwaspadai karena jika didatangkan secara liar maka secara tidak langsung dapat memasukkan virus ke daerah ini. Oleh sebab itu kami mulai memperketat penangkar tahun ini dengan memberikan label setelah penyeleksian benih dan disampaikan ke Gapoktan,”ujarnya di hadapan peserta mimbar sarasehan di GOR Hiad Sai belum lama ini.
Label tersebut harus dicatat dan disimpan sehingga jika di lapangan pertumbuhannya tidak merata maka pihaknya akan menelusuri untuk mengetahui asal benih tersebut. Jika diperoleh dari pihak penangkar maka penangkar tersebut akan dipanggil dan dibina bahkan ijinnya bisa dicabut. Sementara itu Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Merauke, R.Bambang Dwiatmoko mengemukakan bahwa pada momentum PON mendatang Merauke diminta menyediakan 700 ekor sapi untuk dipotong selama pelaksanaan PON. Hal ini menjadi peluang bisnis dan para peternak diharapkan dapat memanfaatkan peluang ini. Selain itu perlu memperhatikan soal pakan yang cocok karena kuncinya peternakan adalah pakan. Oleh sebab itu pihaknyaan berupaya untuk memperkenalkan pakan ayam kampung yang terbuat dari belatung yang dapat menghemat pakan ayam hingga 60%.