Pasific Pos.com
Kriminal

Menjemput Logistik Heli TNI Ditembak

Timika, Heli Penerbad Bell 412/HA-5177 yang melakukan penjemputan logistik pemilu di distrik Alama diduga ditembaki oleh kelompok Kriminal Bersenjata, Kamis (18/4) sekira pukul 10.00 Wit, bunyi tembakan tersebut akhirnya heli tersebut memutuskan untuk kembali ke heliped bandara internasional Mosez Kilangin Timika.

Kejadian bermula saat, heli Penerbad Bell 412/HA-5177 yang diawaki oleh Capten Pilot Kapten Cpn M. Iqbal take off menuju Distrik Alama, pada saat tiba d bandara Alama Heli Penerbad Bell 412/HA-5177 persiapan landing (sekitar 10 meter di atas lapangan Alama), terdengar suara tembakan dari arah kanan dan bawah, selanjutnya heli memutuskan tidak landing di lapangan alama dan kembali ke heliped bandara Mosez Kilangin Timika.

Selanjutnya, dua heli milik TNI AD kembali ke distrik alama untuk melakukan penjemputan logistik dan personel, dan selanjutnya kembali ke heliped bandara internasional Mosez Kilangin dan dilanjutkan dengan pemeriksaan terhadap crew dan pesawat dalam keadaan aman.

Sementara itu Dandim 1710/Mimika Letkol Inf. Pio L Nainggolan mengatakan adanya gangguan tembakan yang dilakukan oleh kelompok Kriminal Separatis Bersenjata (KKSB) kepada pesawat pengangkut logistik milik Susi Air dan jga heli Penerbad yang hendak menjemput tim pengamanan dan tim pengawal beserta penyelenggara di distrik Alama, dan sempat datang balas tembakan oleh personel pengawal.

Pesawat dan heli yang menjemput tim akhirnya kembali kepada helipad di bandara internasional Mosez Kilangin Timika dan selanjutnya dilakukan penjemputan dipimpin langsung oleh Kapolres dan Dandim setelah minta ijin dari komando atas untuk melakukan evakuasi.

“Pesawat Susi Air dan heli Penerbad yang menjemput Logistik dan personel mendapat gangguan tembakan, kami lakukan evakuasi setelah meminta ijin dari kamando atas,” kata Pio.

Tim yang dievakuasi sebanyak 28 orang yang terdiri dari 2 personel TNI dari Kodim 1710//Mimika, 7 personel Brimob Yon B Timika, dan 13 personel Polres Mimika dan sisanya merupakan PPD beserta C-1 yang berhasil di evakuasi ke distrik Agimuga, yang mana disana terdapat pada TNI Yonif 754/ENK/Kostrad, Koramil dan Polsek sehingga dinilai lebih aman untuk melakukan evakuasi.

“Ada 28 orang, 2 TNI, 7 Brimob Timika, 13 personel polres dan sisanya PPD,” jelasnya.

Dandim juga mengungkapkan, saat ini pihaknya belum bisa mengidentifikasi kelompok yang yang melakukan penembakan.

Belum bisa dipastikan dari kelompok mana,”kata Dandim

Sebelumnya Dandim 1710/Mimika Letkol Inf Pio L Nainggolan mengatakan, saat ini daerah yang menjadi fokus utama pihak TNI di wilayah kabupaten Mimika terdapat di 4 Distrik di wilayah pegunungan, setelah adanya informasi dari warga dan pihak TNI yang melakukan pengamanan wilayah.

4 distrik tersebut diantaranya, Distrik Jila, Distrik Hoya, Distrik Alama, dan Distrik Tembagapura yaitu di kampung Aroanop dan kampung Tsinga.

“Daerah rawan yang menjadi fokus kota itu ada di 4 distrik Jila, Hoya, Alama serta Tembagapura kampung Aroanop dan Tsinga,” kata Dandim ketika ditemui usai apel gelar pasukan di halaman Koramil 171-02/Kota, Selasa (16/4).

Ia menjelaskan, informasi yang diterima dari adanya laporan warga yang melihat adanya sekelompok bersenjata yang melintasi wilayah tersebut.

Hanya saja saat ini pihaknya belum bisa memastikan tujuan dari kelompok tersebut, apakah ingin mengganggu pos TNI/Polri yang berada disekitar wilayah tersebut atau memiliki tujuan khusus untuk memboikot pelaksanaan pemilu, serta belum bisa diidentifikasi kelompok tersebut pimpinan siapa.

“Kita mendapatkan informasi ada laporan dari masyarakat ada sekelompok KKSB yang terlihat melintas di dekat wilayah Aroanop tepatnya di kampung Ugimba mereka membawa persenjataan, namun saat ini kita masih berupaya mengidentifikasi ini kelompoknya siapa, bergerak dari mana kemana dan motifnya apa, apakah mereka akan melakukan gangguan terhadap pos TNI Polri atau memboikot pelaksanaan pemilu ini,” jelasnya.

Kendati demikian, pihaknya tetap memfokuskan pendistribusian logistik ke tempat yang sudah ditentukan oleh KPU.

“Yang penting pendistribusian logistik tetap berjalan,” ungkapnya. (Ricky).