Pasific Pos.com
Papua Barat

Mendapat Perlakuan Kasar, YP Melaporkan Pacarnya ke Polisi

Manokwari, TP – Meski ada upaya penyelesaian secara kekeluargaan, tetapi korban kekerasan dari sang pacar, YP (19 tahun) berharap kasus yang dilaporkannya ke Polres Manokwari, tetap ditindaklanjuti sesuai prosedur hukum.

Akibat perlakuan kasar dari sang pacar berinisial CR (19 tahun), siswi kelas II di salah satu SMA di Manokwari itu mengaku trauma dan takut keluar rumah, termasuk ke sekolah.

Menurut perempuan yang berdomisili di Kelurahan Padarni ini, dia sudah membuat laporan polisi pada 5 Januari 2019 lalu dan kembali mempertanyakan kelanjutan dari laporannya itu ke Polres Manokwari, Selasa, 15 Januari 2019.

Ia membeberkan, kekerasan yang dilakukan CR terjadi, Sabtu (5/1) di RSUD Manokwari. Dikisahkannya, pada hari itu, dia sedang mengantar keluarganya ke RSUD Manokwari untuk berobat. Di rumah sakit, kata YP, dirinya sempat keluar dari ruangan untuk makan pinang, tetapi tidak lama kemudian, pacarnya datang dan memukulnya dari belakang.

Di samping itu, kata YP, dirinya juga sempat diseret untuk ikut dengan CR, tetapi dirinya menolak, karena khawatir akan mendapat perlakuan kasar lagi. “Karena saya menolak, dia tarik tangan saya, kemudian dia putar dan kasih patah. Kemudian saya jatuh dan berteriak tangan saya patah, tapi pacar saya langsung lari,” ungkap YP kepada Tabura Pos di Polres Manokwari, Selasa (15/1).

Lanjut dia, pasca-kejadian, dirinya mendapat perawatan medis di RSUD dan selanjutnya membuat laporan polisi atas peristiwa yang dialaminya. Ia menegaskan, apabila polisi menindaklanjuti laporan dan CR diproses hukum sesuai perbuatannya, dirinya akan kembali bersekolah tanpa ada perasaan takut.

“Sejak tanggal 4 Januari, saya tidak masuk sekolah, takut dia cegat saya, karena pernah terjadi, dia datang dan marah-marah di sekolah sampai guru saya pun dimarahi. Saya takut jangan sampai nanti guru saya balik marah ke saya dan menganggap saya tidak menghargai mereka,” kata YP.

Ditambahkan YP, CR sudah memintanya datang ke rumah, tetapi karena trauma, maka dirinya menolaknya. Sebab, ungkap YP, dirinya sudah sering mendapat perlakuan tidak mengenakan dari sang kekasih.

“Polisi juga bilang akan menindaklanjuti kasus tersebut. Kalau saya, biar keluarga mau selesaikan secara kekeluargaan, tetapi saya mau dia tetap terima hukuman,” harap YP.

Ia menambahkan, peristiwa yang dialaminya itu disaksikan adik perempuan dan beberapa anggota keluarganya, tetapi mereka tidak terlalu menanggapinya, karena mereka berpikir itu hanya bercanda, padahal tidak. “Ini yang paling parah, pernah dua pukul saya di kuburan sampai saya menangis hancur-hancur,” pungkas YP. [CR45-R1]